Minggu, Januari 31, 2010

Andai aku seperti sirup

Tak ada yang lebih gusar melebihi makhluk Allah yang bernama gula pasir. Pemanis alami dari olahan tumbuhan tebu ini membandingkan dirinya dengan makhluk sejenisnya yang bernama sirup.

Masalahnya sederhana. Gula pasir merasa kalau selama ini dirinya tidak dihargai manusia. Dimanfaatkan, tapi dilupakan begitu saja. Walau ia sudah mengorbankan diri untuk memaniskan teh panas, tapi manusia tidak menyebut-nyebut dirinya dalam campuran teh dan gula itu. Manusia cuma menyebut, "Ini teh manis." Bukan teh gula. Apalagi teh gula pasir.

Begitu pun ketika gula pasir dicampur dengan kopi panas. Tak ada yang mengatakan campuran itu dengan ‘kopi gula pasir’. Melainkan, kopi manis. Hal yang sama ia alami ketika dirinya dicampur berbagai adonan kue dan roti.

Gula pasir merasa kalau dirinya cuma dibutuhkan, tapi kemudian dilupakan. Ia cuma disebut manakala manusia butuh. Setelah itu, tak ada penghargaan sedikit pun. Tak ada yang menghargai pengorbanannya, kesetiaannya, dan perannya yang begitu besar sehingga sesuatu menjadi manis. Berbeda sekali dengan sirup.

Dari segi eksistensi, sirup tidak hilang ketika bercampur. Warnanya masih terlihat. Manusia pun mengatakan, "Ini es sirup." Bukan es manis. Bahkan tidak jarang sebutan diikuti dengan jatidiri yang lebih lengkap, "Es sirup mangga, es sirup lemon, kokopandan," dan seterusnya.

Gula pasir pun akhirnya bilang ke sirup, "Andai aku seperti kamu."

Sosok gula pasir dan sirup merupakan pelajaran tersendiri buat mereka yang giat berbuat banyak untuk umat. Sadar atau tidak, kadang ada keinginan untuk diakui, dihargai, bahkan disebut-sebut namanya sebagai yang paling berjasa. Persis seperti yang disuarakan gula pasir.

Kalau saja gula pasir paham bahwa sebuah kebaikan kian bermutu ketika tetap tersembunyi. Kalau saja gula pasir sadar bahwa setinggi apa pun sirup dihargai, toh asalnya juga dari gula pasir.

Kalau saja gula pasir mengerti bahwa sirup terbaik justru yang berasal dari gula pasir asli.

Kalau saja para penggiat kebaikan memahami kekeliruan gula pasir, tidak akan ada ungkapan, "Andai aku seperti sirup!" –wallahu’alam—

Minggu, Januari 24, 2010

Waspadalah Saudaraku

Waspadalah saudaraku, banyak fitnah di dunia ini. Contohnya fitnah dan celaan terhadap islam. Telah dilakukan oleh kaum kafir laknatullah, janganlah kalian wahai saudaraku terpengaruh dan janganlah engkau sekali-kali mengunjungi situs fitnah yang ada di internet,,,

Fitnah kaum kafir tidak akan hilang sampai kapanpun. Kita kobarkan semangat islamiyah kuatkan iman kita janganlah kalian terpengaruh perkataan mereka,,,,

Allahuakbar,, allahuakbar,,,,

Lailahailallah

Selasa, Januari 19, 2010

Misteri Angka 30 di Pentagon

Ketika datang serangan udara terhadap Taliban, ada sesuatu tentang nomor 30.

Menurut Security Crank, dari semua serangan yang telah dilancarkan AS terhadap Taliban di Afghanistan dan Pakistan, telah melahirkan sebuah pola yang “menakjubkan”: Tampaknya hampir setiap kali serangan udara dilancarkan, semua media massa melaporkan sebanyak 30 Taliban tewas.

Moon of Alabama juga mengungkapkan argumen serupa. Security Crank mengumpulkan sampai 12 berita terkait laporan insiden serangan udara yang terpisah sejak awal tahun, di mana jumlah korban pejuang adalah tetap 30. Bukan 29, bukan 31. Tiga puluh.

Apa artinya ini? Security Crank menganjurkan bahwa jangan percaya terhadap angka-angka. The Times melaporkan: dalam kalkulus mengerikan yang dikenal sebagai "perkiraan kerusakan kolateral," komandan militer dan pengacara-pengacara AS sering bekerja bersama-sama dalam proyek serangan militer. Tidak banyak yang tahu tentang cara kerjanya, tetapi pada tahun 2007, Marc Garlasco, mantan pejabat tinggi Pentagon, mengatakan kepada majalah Salon bahwa pada tahun 2003, "nomor ajaib itu 30."

Itu berarti bahwa jika sebuah serangan selalu ditujukan untuk membunuh lebih dari 30 warga sipil, dan hal itu sekaligus membutuhkan persetujuan eksplisit dari Menteri Pertahanan Donald H. Rumsfeld atau Presiden George W. Bush (ketika masih berkuasa).

Carpentier berpendapat bahwa 30 tetap merupakan nomor korban sihir Pentagon sampai hari ini, dan menunjukkan bahwa angka korban dilebih-lebihkan sehingga mereka "dapat diterima" oleh publik. "Kalkulus ini menunjukkan bahwa berapa banyak kematian rata-rata, telah terbawa dalam pemerintahan Bush kepada Obama.” tulisnya.

Tapi argumen Carpentier memunculkan banyak pertanyaan. Era kebijakan Rumsfeld menetapkan korban diterapkan pada warga sipil, bukan korban pejuang Taliban. Apapun itu, tentu saja, itu semua hanya spekulasi. Selama pejabat militer bersikeras bahwa serangan udara akan tetap menghabisi 30 pejuang Taliban tepat pada satu waktu.

29, 30, 31, mereka semua adalah orang-orang Islam yang belum tentu sama sekali tak berdosa. (sa/bfme)

Tarbiyah

Pertanyaan apakah kita sudah tarbiyah atau belum dapat dijawab dengan berbagai jawaban. Kita dapat mengiyakannya dengan berbagai alasan formal. Alasan formal yang kerap menggoda untuk kita munculkan adalah:

a. kita telah tarbiyah, karena kita telah memiliki murabbi,

b. kita telah tarbiyah, karena kita telah memiliki liqa’ pekanan,

c. kita telah tarbiyah, karena kita telah mendapatkan materi yang berkelanjutan.

Benarkah kita telah tarbiyah karena alasan-alasan tersebut di atas? Benarkah sesungguhnya kita telah tarbiyah dengan ’sekadar’ memiliki murabbi? Apakah dengan ’sekadar’ memiliki liqa’ pekanan dan menerima materi tarbiyah, kita telah tarbiyah? Adakah parameter yang lebih dapat dipertanggungjawabkan pada masa depan kita dan tentu saja dapat dipertanggungjawabkan pula di hadapan Allah Swt.?


Visi adalah ide tentang hasil yang dinilai dan dijadikan motivasi kerja suatu tim. Ada dua kata kunci dari deskripsi ini, yaitu

a. visi adalah hasil yang nanti akan menjadi standar penilaian,

b. visi adalah sesuatu yang memotivasi tim dalam bekerja.


Bila disandingkan dengan konsep sederhana tentang visi tersebut di atas, visi tarbiyah adalah ide tentang hasil yang diharapkan dari proses tarbiyah serta sesuatu yang memotivasi tim tarbiyah dalam bekerja. Dari konsepsi sederhana tentang visi di atas, tarbiyah sejatinya mengharapkan suatu hasil yang spesifik dibanding bila diproses dengan selain tarbiyah maupun bila tidak diproses. Hasil spesifik itulah yang kemudian disebut dengan visi tarbiyah.

Visi tarbiyah diformulasikan sebagai berikut,

a. Tarbiyah menjadikan seseorang menjadi seorang da’i yang produktif dan mampu menanggung beban dakwah.

b. Tarbiyah menjadikan seseorang menjadi pribadi yang memiliki wawasan ilmiah dengan berbagai ilmu pengetahuan.

c. Tarbiyah mendukung potensi setiap orang demi mendukung dan mewujudkan cita-cita secepat mungkin.

Paparan tersebut di atas menunjukkan bahwa impian (hasil yang diharapkan) tarbiyah tidak berhenti pada aspek-aspek formal semata. Sebaliknya, visi tarbiyah melompati aspek formal dan menyentuh aspek substantif dalam tarbiyah. Sesungguhnya, lebih penting untuk menjawab pertanyaan ’sudahkah kita tarbiyah?’ dengan jawaban substantif daripada aspek formal.
Untuk memberikannya pada aspek substantif, perlu didefinisikan apa yang menjadi nilai substantif tarbiyah. Dengannya, kita dapat lebih bertanggung jawab dalam menjawab pertanyaan ’sudahkah kita tarbiyah’ tersebut. Tentu saja-sekali lagi pendefinisian nilai substantif ini tidak dalam rangka menafikan aspek formal tarbiyah.
Ada banyak ayat dalam Al-Quran yang memakai kata rabb atau ar-rabb. Rabb adalah nama Allah dalam makna sebagai pendidik dan pemberi perhatian. Materi rububiyatullah kita ‘mengajarkan’ tentang peran Allah dalam menciptakan alam semesta, memberinya rezeki, dan sekaligus menguasainya. Abdurrahman An-Nahlawi menjelaskan tiga akar kata untuk tarbiyah, yaitu sebagai berikut.

a. Raba-yarbu yang bermakna bertambah dan berkembang.

b. Rabiya-yarba yang bermakna tumbuh dan berkembang.

c. Rabba-yarubbu yang bermakna memperbaiki, mengurusi, mengatur, menjaga, dan memerhatikan.

Imam Baidhawi menyebutkan bahwa kata ar-rabb memiliki makna tarbiyah yang artinya menyampaikan sesuatu hingga mencapai kesempurnaannya setahap demi setahap. Tarbiyah adalah sebuah proses yang menumbuhkan sesuatu setahap demi setahap hingga mencapai batas kesempurnaannya. Berdasarkan makna tumbuh dan kembang tersebut, Abdurrahman Al-Bani mengambil empat unsur penting dalam pendidikan,

a. menjaga dan memelihara fitrah objek didik,

b. mengembangkan bakat dan potensi objek didik sesuai dengan kekhasan masing-masing,

c. mengarahkan potensi dan bakat tersebut agar mencapai kebaikan dan kesempurnaan, dan

d. dilakukan secara bertahap.

Satu hal yang dirasakan sangat menonjol dalam beberapa makna tarbiyah di atas adalah tentang pemberdayaan, memperbaiki, menjaga, menumbuhkan, memberi penekanan pada kekhasan personal, dan kesemuanya dilakukan secara bertahap. Tarbiyah dilakukan sesuai tahap-tahap demi sebuah proses pemberdayaan, perbaikan, penjagaan, penumbuhan, dan penguatan karakter. Tahapan tarbiyah dilakukan dengan sebuah jaminan bahwa akan terjadi pemberdayaan, perbaikan, penjagaan, penumbuhan, dan penguatan karakter; bukan sebuah proses yang mekanis dan berdasarkan urutan. Apakah kita tarbiyah jika semakin tarbiyah justru kita semakin tidak berdaya, semakin hilang karakter positifnya, semakin buruk akhlak dan etosnya, serta semakin kerdil jiwa dan pemikirannya? Sudahkah kita tarbiyah bila hal-hal tersebut terjadi?

baca selengkapnya di :

http://beranda.blogsome.com/2007/06/14/apakah-kita-sudah-tarbiyah/

Hermeneutika Membahayakan Akidah Umat

Belum pernah Orientalis mengatakan, Al-Quran merupakan perangkap Quraisy. Tapi “murid-muridnya” di Indonesia sudah berani mengatakannya

Hidayatullah.com—Hermeneutika sangat berbahaya bagi akidah umat Islam. Hermeneutika ini muncul dan hadir sebagai virus ketika paham liberalisme di Indonesia mulai disosialisasikan oleh beberapa alumnus McGill University di kalangan IAIN.

Mereka secara sengaja, melalui berbagai upaya yang dilakukan secara ilmiah, sangat ingin menyeret umat Islam untuk memahami Al-Quran dengan konsep dan metodologi interpretasi teks yang telah digunakan Barat untuk memahami Bibel.

Demikian disampaikan peneliti dari Institute for the Study of Islamic Thought & Civilization (INSISTS) Jakarta, Dr. Adian Husaini, hari Ahad (17/1), pada “Workshop Tafsir dan Hermeneutika” selama satu hari penuh.

Acara yang bertempat di Masjid Abu Bakar Al-Shidiq Ponpes Husnyain, Jl. Lapan Pekayon No. 25 Jakarta Timur, ini juga menghadirkan nara sumber ahli INSISTS lainnya, yakni Nirwan Syafrin, MA, Henri Shalahudin, MA, dan Fahmi Salim, MA.

“Liberalisme berkembang pesat di Indonesia sejak kehadiran kafilah yang telah menyelesaikan studinya di McGill University dengan embel-embel gelar dan pengakuan ahli Islam dari Barat. Mereka inilah yang telah mengubah orientasi dan kurikulum IAIN di Indonesia,” jelasnya.

Perubahan yang mereka lakukan bukan sekedar perubahan biasa, tetapi dekonstruksi dan desakralisasi terhadap Al-Quran. Adian memberikan contoh dengan diberlakukannya mata kuliah hermeneutika sebagai mata kuliah wajib di beberapa kampus UIN atau IAIN.

“Tujuan mata kuliah hermeneutika dan semiotika di Program Studi Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, adalah agar mahasiswa dapat menjelaskan dan menerapkan ilmu hermeneutika dan semiotika terhadap kajian Al-Quran dan Hadits”.

Akibat dari itu, muncullah berbagai tulisan dalam bentuk jurnal, buku, dan makalah yang meragukan Al-Quran, yang justru ditulis oleh umat Islam sendiri. Hal ini tentu bukan masalah sederhana, sebab hermeneutika merupakan kajian tafsir Bible yang dilandasi oleh paham relativisme yang berkembang di Barat, yang sesungguhnya tidak cocok dengan Islam. Tidak saja itu, hermeneutika mengajak umat Islam untuk menyamakan Al-Quran layaknya buku-buku karangan manusia, bahkan meyakini bahwa Al-Quran bukan kalamullah.

Dalam kesempatan itu, Dr. Adian Husaini, membawa sebuah buku yang ditulis oleh pengasong-pengasong liberal Indonesia, seperti Abdul Muksith Ghazali, Luthfie Al Syaukani, dan Ulil Absar Abdallah. Di antara buku yang dijadikan contoh adalah “Metodologi Studi Al-Qur’an” diterbitkan Gramedia pada tahun 2009 dan dilengkapi dengan kata pengantar Prof. Dr. Nasarudin Umar dari Departemen Agama.

Menurutnya, buku tersebut sangat berani dan terang sekali menyerang Islam. “Buku ini (sambil mengangkat buku tersebut), tidak saja berbalik 180 derajat dari kebenaran Islam, tapi berbalik 1000 derajat, bahkan lebih besar lagi,” tegasnya.

Keberhasilan Orientalis

Sementara Nirwan Syafrin, dalam paparannya menjelaskan, hermeneutika telah berhasil memecah belah kaum intelektual Muslim Indonesia. Baginya demam hermeneutika yang melanda intelektual muda Muslim di Indonesia dan menyulut perdebatan dan perselisihan di kalangan internal umat, merupakan satu keberhasilan “politik adu domba” kaum Orientalis yang merupakan produk kekuasaan Barat yang liberal.

“Sekarang Orientalis tinggal melihat aksi-aksi para muridnya yang pernah dididiknya terdahulu. Bahkan murid-murid Orientalis ini jauh lebih vulgar daripada Orientalis sendiri. Saya belum menemukan Orientalis yang mengatakan atau menulis bahwa Al-Quran merupakan perangkap Quraisy . Tapi kaum liberal di Indonesia dengan tanpa dosa mereka berani menuliskan dan mensosialisasikan pemikiran tersebut,” ungkapnya.

Dengan hermeneutika maka tujuan ideal sekularisme dapat terwujud. Karena umat telah bergeser dari meyakini Al-Quran sebagai kalam Allah, menjadi sebuah tulisan yang tak bernilai, kecuali seperti buku-buku pada umumnya. Selain itu secara konsep sekularisme tidak saja menghendaki pemisahan agama dari negara, tetapi mencabut manusia dari fitrah kehambaannya dengan meninggalkan Islam sebagai jalan hidup.

“Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hermeneutika menjadi program strategis jangka panjang pencapaian tujuan-tujuan liberalisme di Indonesia. Oleh karena itu kita sebagai Muslim tidak saja perlu menghafal Al-Quran, tetapi juga memahami dan menjalankannya secara benar, sebagaimana telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad dan sahabat serta para ulama yang tsiqah. Kita sama sekali tidak memerlukan hermeneutika untuk memahami Al-Quran ataupun untuk menjawab tantangan zaman,” terang Adian beberapa saat sebelum mengakhiri presentasinya.

Acara ini dihadiri oleh mahasiswa, aktivis dakwah, dan pengurus pesantren se-Jabodetabek, dibuka langsung oleh Pimpinan Pesantren Husnayain, KH. Cholil Ridwan yang juga menjabat sebagai Ketua MUI Pusat.

Dalam sambutannya Kiai Cholil menyatakan bahwa Umat Islam harus bersama-sama membendung wabah atau virus Sepilis yang menggerogoti akidah umat Islam, khususnya generasi muda kita. [mam/www.hidayatullah.com]

Waspadalah Saudaraku

Telah beberapa hari ini kita melihat banyak sekali isu-isu yang tersebar luas didunia maya tentang blog penghina Islam. tidak sedikit kaum muslim yang murtad akibat adanya blog tersebut. tidak sedikit juga kaum muslim yang murkaa terhadap blog tersebut. sampai pada akhirnya, banyak sekali group-group di FaceBook yang bernotaben group DAKWAH mengirim isu-isu tentang blog penghina Islam beserta nama dan alamat blog tersebut keseluruh membernya. lebih dari 1000 group yang bernotaben Islam mengirim informasi tersebut. banyak sekali dari setiap group tersebut yang membernya mencapai ribuan, puluhan ribu, dan bahkan mencapai ratusan ribu.

kami yakin, niat para ADMIN yang memberitakan isu tersebut sungguh mulia guna ummat Islam tahu bahwa kini muslim sedang dihina. dan kami berharap semoga semua itu menjadi amal ibadah yang baik di sisi Allah SWT.

banyak diantara kaum muslim yang membaca informasi tersebut. banyak diantara mereka yang hatinya penasaran dan ingin mencari tahu, " bagaimana bentuk dan berita blog penghina Islam tersebut". fakta membuktikan, lebih dari 10.000 kaum muslim yang membuka blog tersebut setiap harinya. ketika banyak ummat muslim membuka blog tersebut. banyak diantaranya yang murtad dan tidak sedikit pula yang murka terhadap blog tersebut. dilain sisi, justru sipembuat blog tersebut merasa senang dan bahagia, karena jurus blog tersebut sangat ampuh untuk meracuni kaum muslim. dan juga justru karena banyaknya yang membuka blog tersebut membuat sipembuat blog tersebut makin kebnjiran duit.

bayangkan, setiap klik yang membuka blog tersebut, ternyata menghasilkan duit buat sipembuat blog. seandainya, setiap pengunjung yang datang keblognya menghasilkan duit buat sipembuat blog rp,200,- saja. lebih dari 10.000 kaum muslim yang membuka blog tersebut, maka dapat ditaksirkan lebih dari Rp. 2000.000 ia hasilkan uang dalam sehari. itu baru dari Rp.200,- perklik. kalau seandainya lebih dari rp.200,- bahkan sampai ribuan justru akan menjadi mesin pencetak uang baginya tanpa dengan bekerja.
dan bahkan, justru semua itu adalah taktik yahudi untuk menghasilkan duit banyak yang semuanya itu akan dijadikan modal penghancuran bangsa Paletina sendiri melalui teori konfliknya.

lalu, apa yang harus kita lakukan..
apakah kita harus terdiam dan menerima kenytaan bagi para kader dakwah yang menerima penghinaan ini..

atau malah kita menikmati beritanya..

sedang setiap harinya banyak kaum muslim yang membuka blog tersebut yang justru malah mencelakakan kaum muslim tersendiri..

buat kalian para pecinta dakwah marilah kita renungi bersama. kini kita sedang terhina, kaum muslim telah terpancing, kini kita malah berdiam.. sedang banyak diantara kita yang hilang aqidah akibat blog tersebut..

tak ada gunanya kata "diam".. justru itu yang akan menjadi mudhorot bagi ummat islam.. jangan salahkan mereka kaum muslim.. tapi salahkanlah diri kita yang mengaku sebagai pecinta dakwah justru malah mendiamkan perbuatan tersebut.

tunjukkan kalu kalian pecinta dakwah.. yang 100% berjuang diagma Allah yang mulia ini..

oleh karena itu, saya sangat berharap dengan ini, kita selaku ummat muslim dapat memperkokoh kembali ukhuwah islamiyah yang sebenarnya. tanpa lagi memikirkan suku, ras, basis, beckgound, pendidikan, dan materinya seperti apa.

mari kita ambil hikmah dari semua kejadian ini untuk menyatukan ummat muslim yang sebenarnya. mari kita bersujud, berdoa dan berjihad karena Allah untuk menghancurkan segala penghinaan Islam dimuka bumi ini dengan sehancur-hancurnya.

oleh karena itu, satukan solideritas kita untuk melakukan:

-aksi sejuta ummat Islam diseluruh dunia untuk mengecam serta menuntut kepada pemerintah untuk memboikot seluruh situs maupun blog yang menghina Islam diseluruh dunia.

-menyerukan MUI untuk melakukan kebijakan kepada seluruh ummat Islam dilarang untuk mrmbuka situs-situs penghina Islam.

-meminta kepada seluruh ADMIN group bernotaben DAKWAH untuk tidak menyebar luaskan nama blog dan situs penghina ISLAM serta menyuruh kepada seluruh membernya untuk tidak membuka dan menyebarluaskan nama situs tersebut.

-menghapuskan situs porno yang berlebel Islam serta melakukan tindakan hukum kepada seluruh pembuat situs penghina Islam itu sendiri.

oleh karena itu, kami sangat berharap sekali kepada seluruh pihak, secinta, serta lembaga dakwah yang terkait untuk melakukan tindakan lebih lanjut KEPADA DUNIA INTERNASIONAL untuk mengecam dan menghancurkan sampah situs tersebut.

dan bergabunglah ke group SOLIDERITAS MUSLIM DUNIA MEMBOIKOT SITUS PENGHINA ISLAM DAN PORNO !!! sebagai aksi simpatik ummat muslim terhadap dunia INTERNASIONAL.

http://www.facebook.com/group.php?v=wall&ref=mf&gid=258132937273

salam ukhuwah..

(mohon untuk disebarkan informasi ini keseluruh masyarakat luas)