Kamis, Desember 24, 2009

Amerika Ramai-Ramai Berhenti Kecanduan Facebook



Baru-baru ini, Halley Lamberson, 17, dan Monica Reed, 16, juniornya di San Francisco University High School, membuat perjanjian: hanya login ke Facebook pada hari Sabtu. Selain Sabtu, mereka memasang status: "Saya tidak bisa diganggu."

"Kami menghabiskan terlalu banyak waktu, terobsesi oleh Facebook, dan akan lebih baik jika kami istirahat dari itu," kata Halley.

Facebook, situs jejaring yang populer, memiliki 350 juta anggota di seluruh dunia yang, secara kolektif menghabiskan waktu 10 miliar menit di sana setiap hari, check-in dengan teman-teman, menulis di dinding elektronik orang, mengklik foto orang lain dan itulah jalan arus dunia sosial mereka.

Di Amerika (atau mungkin juga Indonesia dan negara-negara lainnya), banyak orang yang kecanduan Facebook. Facebook tidak akan mengungkapkan berapa banyak pengguna layanan dinonaktifkan, tetapi Kimberly Young, psikolog dan direktur Center for Internet Addiction Recovery di Bradford, Pa, mengatakan ia telah berbicara dengan puluhan remaja yang kecanduan Facebook dan ingin berhenti darinya.

"Rasanya (kecanduan Facebook) seperti kecanduan lainnya," kata Dr Young. "Sulit untuk menyapih diri sendiri."

Dr Young berkata ia mengagumi remaja yang punya strategi mereka sendiri untuk menghentikan Facebook mereka. "Banyak dari mereka yang menemukan keseimbangan mereka sendiri," katanya. "Ini seperti gangguan makan. Anda tidak dapat menghilangkan makanan. Anda hanya perlu membuat pilihan yang lebih baik tentang apa yang Anda makan. Dan apa yang Anda lakukan secara online. "

Michael Diamonti, kepala sekolah di San Fransisco University High School, sedang memikirkan apa peran sekolah seharusnya, karena kebanyakan siswa menggunakan Facebook di rumah, dan penggunaan yang berlebihan sangat mempengaruhi nilai-nilai mereka.

Pada bulan Oktober 2009, anggota Facebook mencapai 54,7 persen orang di Amerika Serikat usia 12-17, naik dari 28,3 persen, menurut Nielsen Company, perusahaan riset pasar. Banyak sekolah menengah senior yang sadar bahwa dengan sangat sadar siswanya menghabiskan berjam-jam setelah untuk mengklik Facebook.

Gaby Lee, 17, seorang senior di-Royce head School di Oakland, California, telah dua minggu untuk ini dengan putus asa, menonaktifkan account Facebook-nya. Account masih ada, tapi kelihatannya bagi orang lain seolah-olah tidak. "Tidak ada yang bisa melihat dan menulis di dinding atau melihat profil saya," katanya.

Kecanduan memang tidak mati dengan mudah. Gaby berkata ketika ia duduk di komputer maka"jari-jari saya akan secara otomatis masuk ke Facebook." Dan itu sangat menyedihkan.

Dunia memang telah begitu sempit, dan anak-anak muda mematung dirinya dengan hanya jarak lima meter saja. Mereka tidak melakukan apapun. Tidak menghasilkan karya. Tidak berbaur dengan masyarakat nyata, karena sudah merasa cukup dengan jaringan sosial mereka yang ada di Facebook. Padahal itu adalah semu belaka.

Nah, Amerika saja sudah mau berhenti terhadap Facebook, bagaimana dengan kita? (sa/bbc)

8 Kebohongan Ibu



Untuk di renungkan.

1. Cerita ini dimulai ketika aku masih kecil, saya terlahir sebagai anak lelaki dari sebuah keluarga miskin. Yang terkadang untuk makan pun kita sering kekurangan. Kapanpun ketika waktu makan, ibu selalu memberikan bagian nasi nya untuk saya. Ketika beliau mulai memindahkan isi mangkuknya ke mangkuk saya, dia selalu berkata "Makanlah nasi ini anak ku. Aku tidak lapar"

ini adalah kebohongan Ibu yang pertama.

2. Ketika aku mulai tumbuh dewasa, dengan tekun nya ibu menggunakan waktu luangnya untuk memancing di sungai dekat rumah kami, dia berharap jika dia mendapatkan ikan, dia dapat memberikan aku sedikit makanan yang bergizi untuk pertumbuhan ku. Setelah memancing, dia akan memasak ikan tersebut menjadi sup ikan segar yang meningkatkan selera makan ku. Ketika aku memakan ikan tersebut, ibu akan duduk disebelah ku dan memakan daging sisa ikan tersebut, yang masih menempel pada tulang ikan yang telah aku makan. Hatiku tersentuh sewaktu melihat hal tersebut, aku menggunakan sumpitku dan memberikan potongan ikan yang lain kepadanya. Tetapi dia langsung menolaknya dengan segera dan mengatakan " Makanlah ikan itu nak, aku tidak seberapa menyukai ikan"

Itu adalah kebohongan ibu yang ke dua

3. Kemudian, ketika aku berada di bangku sekolah menengah, untuk membiayai pendidikan ku, ibu pergi ke sebuah badan ekonomi (KUD) dan membawa kerajinan dari korek api bekas. kerajinan tersebut menghasilkan sejumlah uang untuk menutupi kebutuhan kami. Ketika musim semi datang, aku terbangun dari tidurku dan melihat ibuku yang masih terjaga, dan ditemani cahaya lilin kecil dan dengan ketekunan nya dia melanjutkan pekerjaan nya menyulam. Aku berkata "Ibu, tidurlah, sekarang sudah malam, besok pagi kamu masih harus pergi bekerja." Ibu tersenyum dan berkata "Pergilah tidur, sayang. Aku tidak Lelah."

Itu adalah kebohongan ibu yang ke tiga

4. Pada saat Ujian akhir, ibu meminta izin dari tempat ia bekerja hanya untuk menemaniku. Pada saat siang hari dan matahari terasa sangat menyengat, dengan tabah dan sabar ibu menugguku dibawah terik sinar matahari untuk beberapa jam lamanya. Dan setelah bel berbunyi, yang menandakan waktu ujian telah berakhir, Ibu dengan segera menyambutku dan memberikan ku segelas teh yang telah beliau siapkan sebelumnya di botol dingin. kental nya teh terasa tidak sekental kasih sayang dari Ibu, yang terasa sangat kental. Melihat ibu menutup botol tersebut dengan rasa haus, langsung saya memberikan gelasku dan memintanya untuk minum juga. Ibu berkata "Minumlah, nak. Ibu tidak haus!"

Itu kebohongan ibu yang ke empat

5. Setelah kematian ayahku yang disebabkan oleh penyakit, Ibuku tersayang harus menjalankan peran nya sebagai orang tua tunggal. dengan mengerjakan tugasnya terlebih dahulu, dia harus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan kami sendiri. Hidup keluargaku menjadi semakin kompleks. Tak ada hari tanpa kesusahan. Melihat keadaan keluargaku pada saat itu yang semakin memburuk, ada seorang paman yang tinggal dekat rumahku datang untuk menolong kami, baik masalah yang besar dan masalah yang kecil. Tetangga kami yang lain yang tinggal dekat dengan kita melihat kehidupan keluarga kami sangat tidak beruntung, Mereka sering menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang sangat keras kepala, tidak memperdulikan nasihat mereka, dia berkata " Saya tidak butuh cinta"

Itu adalah kebohongan ibu yang ke lima

6. Setelah saya menyelesaikan pendidikanku dan mendapatkan sebuah pekerjaan. itu adalah waktu bagi ibuku untuk beristirahat. Tetapi dia tetap tidak mayu; dia sangat bersungguh-sungguh pergi ke pasar setiap pagi, hanya untuk menjual beberapa sayuran untuk memenuhi kebutuhan nya. Saya, yang bekerja di kota yang lain, sering mengirimkan beliau sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan nya, tetapi Beliau tetap keras kepala untuk tidak menerima uang tersebut. Beliau sering mengirim kembali uang tersebut kepadaku. Beliau berkata "Saya punya cukup uang"

itu adalah kebohongan ibu yang ke enam

7. Setelah lulus dari program sarjana, kemudian saya melanjutkan pendidikan saya ke tingkat Master, saya mengambil pendidikan tersebut, dibiayai oleh sebuah perusahaan melalui sebuah program beasiswa, dari sebuah Universitas terkenal di Amerika. Akhirnya saya bekerja pada perusahaan tersebut. Dengan gaji yang lumayan tinggi, saya berniat untuk mengambil Ibu dan mengajak nya untuk tinggal di amerika. Tetapi Ibuku tersayang tidak mau merepotkan anak lelakinya, Beliau berkata kepadaku "Saya tidak terbiasa"

itu adalah kebohongan ibu yang ke tujuh

8. Sewaktu memasuki masa tua nya, ibu terkena kanker tenggorokan dan harus dirawat di rumah sakit. Saya yang terpisah sangat jauh dan terpisah oleh lautan, segera pulang ke rumah untuk mengunjungi ibuku tersayang. Beliau terbaring lemah ditempat tidurnya selepas selesai menjalankan operasi. Ibu yang terlihat sangat tua, menatapku dengan tatapan rindu yang dalam. Beliau mencoba memberikan senyum diwajahnya. meskipun terlihat sangat menyayat dikarenakan penyakit yang dideritanya. Itu sangat terlihat jelas bagaimana penyakit tersebut menghancurkan tubuh ibuku. dimana beliau sangat terlihat lemah dan kurus. Saya mulai mencucurkan airmata di pipi dan menangis. Hatiku sangat terluka, teramat sangat terluka, melihat ibuku dengan keadaan yang demikian. Tetapi ibu, dengan segala kekuatannya, berkata "jangan menangis, anakku sayang, Ibu tidak sakit"

Itu adalah kebohongan ibu yang ke delapan



Selamat Hari Ibu


 Di Copy Paste dari pesan facebook Rezpector Cirebon


Jabat Erat

Ibuku sayang

Sebut saja namanya Danu. Seorang anak berusia remaja masih sedang menuntut ilmu di sekolah Dasar.  Setelah pembagian raport semesteran. Danu pulang dengan penuh kebahagiaan, menyampaikan kepada Ibunya, bahwa ia mendapat nilai terbaik. Satu persatu Danu sebutkan. ”PPKN aku 8 mak, Matematika aku 8 Mak, Bahasa Indonesia Aku 9 Mak... Aku mau terus sekolah mak, mau jadi orang pinter..” Ibu Danu diam, dengan wajah sedih. Berat baginya menyampaikan kepada Danu. ”Semester depan, ibu gak sanggup bayar lagi SPP kamu nak...” belum selesai ibunya berkata, Danu menimpal ” Apa Mak? Danu gak sekolah lagi. Danu masih ingin sekolah terus mak. Danu mau sekolah terus. Danu mau jadi orang pintar”...
Keesokan harinya. Danu membantu ibunya dengan menjual kayu bakar kewarga desa. Hasil penjualannya dia gunakan untuk makan dan juga dia sisihkan untuk tabungan sekolahnya. Setiap selesai jual kayu bakar, dia menyampaikan IMPIANnya kepada orang lain. Kalau dia mau melanjutkan terus sekolahnya.

 Sampai ada seorang bapak yang dia temui, menyampaikan niat dan impiannya, bertanya kepada Danu. ”Mau menjadi apa nanti kamu Danu?”  ”Saya mau menjadi dokter pak...” ” Seperti Habibi yang buat pesawat terbang itu ?” sahut bapak tua. Kemudian Danu menjelaskan ”Bukan pak, Dokter itu yang bekerja di Rumah Sakit. Saya mau jadi Dokter, biar bisa mengobati dan merawat ibu nanti. Coba kalau almarhum Ayah dibawa kerumah sakit, tentu bapak sembuh dan gak meninggal ”...  Sungguh Danu memiliki impian yang hebat. Dia punya cita-cita menjadi dokter dengan alasan yang sangat kuat. Alasan jelas dengan Visi yang jelas. Ingin membantu , mengobati dan marawat orang lain. Sementara, entah kisah ini fiktif atau realita. Saya yakin, masih banyak di Nusantara, semangat Danu yang dimiliki oleh anak-anak Indonesia. Dimana mereka bermimpi untuk meraih bintang-bintang Gejora mereka.  Hidup adalah untuk menjadi orang yang bermanfaat. Seperti yang sedang dan kita lakukan sekarang...

Apakah Danu mencapai Cita-cita nya ? Mungkinkah ada yang membantu Danu mewujudkan IMPIAN nya? 

Hari Ibu


MAAF....
sebelumnya saya sempat tergelitik dengan penentuan hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember
TULISAN INI BUKAN DALAM RANGKA MEMEPERINGATI HARI IBU
ENTAHLAH..HARI INI WALL AKU PENUH DENGAN UNTAIAN BAHASA CINTA UNTUK BUNDA
Sy sendiri heran kenapa hari ini (22 Desember) orang selalu mengait-ngaitkan dengan "the mother's day"...HARUSKAH KITA MEMPERINGATI HARI IBU???????

MAri kita kaji....
Setelah mencari referensi dari berbagai sumber, tidak satupun manuskrip-manuskrip kuno yang menjelaskan secara detail jatuhnya hari ibu di tanggal 22 Desember...Dan trnyata di tiap negara hari ibu itu berbeda2..

1. di Eropa
The Mother's day diperingati pada bulan Maret,

2. Amerika Latin
juga memperingati pada bulan Oktober,

3. Yunani
Masyarakat Yunani memilih bulan Juli sebagai hari ibu. bulan Juli aalah hari kelahiran DEWI HESTIA yang dalam mitos Yunani kuno, beliau merupakan dewi pelindung rumah, perapian, serta keluarga.

4. Di Amerika,
Peringatan Hari Ibu di Amerika pertama kali diusulkan pada tahun 1872 oleh Julia Ward Howe, penulis lirik lagu “The Battle Hymn of the Republic” yang ditujukan untuk kedamaian. Tiap tahun, Howe mengurus pertemuan Hari Ibu di Boston, Massachusetts. Pada tahun 1907, Ana Jarvis asal Philadelphia, mulai mengkampanyekan agar Hari Ibu diakui secara resmi. Jarvis berupaya membujuk seorang ibu di gereja di West Virginia untuk memperingati dua tahun kematian ibunya, pada minggu kedua bulan Mei. Tahun berikutnya, Hari Ibu juga diperingati di Philadelphia pada minggu dan bulan yang sama.

5. Perancis
Hari Ibu di negara ini dirayakan setiap hari Minggu terakhir di bulan Mei. Anak-anak akan berlomba-lomba membaca sajak dan membuat kartu ucapan sebagai hadiah kejutan untuk ibu mereka. Hadiah diberikan saat makan bersama keluarga. Si Ibu juga mendapat potongan kue yang sudah disiapkan oleh anak-anak.

6.Swedia
Hari Ibu di Swedia dirayakan pada tanggal yang sama seperti di Bunga plastik dijual untuk membantu para ibu yang membutuhkan.

7.Perancis.
Jauh hari sebelum Hari Ibu tiba, Palang Merah Swedia menjual bunga-bunga kecil dari plastik. Uang yang terkumpul akan diberikan untuk para ibu dan anak yang membutuhkan

8. Australia
Hari Ibu di negara ini dirayakan pada hari Minggu kedua bulan Mei. Pada hari ini penduduk Australia melakukan tradisi menyematkan bunga anyelir di pakaian. Anyelir putih untuk menghormati ibu yang sudah meninggal, sedangkan yang berwarna lain untuk ibu yang masih hidup. Mereka juga menyiapkan sarapan agar ibu bisa menyantapnya di tempat tidur. Menyenangkan, sekali!

9. Afrika Selatan
Sama seperti di Australia, Hari Ibu dirayakan pada hari Minggu kedua Mei. Hari spesial ini tidak hanya dirayakan untuk Ibu, tapi juga para wanita yang sudah dianggap seperti Ibu sendiri. Penduduk Afrika selatan juga menyematkan anyelir di pakaian mereka. Anyelir merah jambu untuk ibu yang masih hidup dan putih untuk ibu yang sudah meninggal.

10. khusus di indonesia, ada banyak momentum sejarah yang bisa dijadikan manuskrip kuno yang mendukung hari ibu, Hari kelahiran Kartini (21 April), namun sumber yang paling jelas adalah momentum kongres organisasi para pejuang wanita pada tgl 22 oktober 1928..disebut-sebut oleh soekarno sebagai cikal bakal lahirnya hari ibu di Indonesia....namun skali lagi, belum ada referensi yang jelas mengapa masyarakat indonesia menghadiahkan hari spesial untuk ibu....ANEH??????

PERTANYAANNYA ADALAH.....
Untuk sembilan bulan ibu mengandung, kita hanya menghadiahkannya hari ibu ?
Untuk semua malam ibu menemani kita, kita hanya menghadiahkannya hari ibu ?
Mengobati kamu dan mendoakan kita, kita hanya menghadiahkannya hari ibu ?
Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurusi kamu, kita hanya menghadiahkannya hari ibu ?
Kalau dijumlahkan semua harga cinta ibu, kita hanya menukarnya dengan perayaan hari ibu ?
Untuk semua mainan, makanan, dan baju,tegakah kita membalasnya dengan ceremoni tahunan?
Anakku… dan kalau kamu menjumlahkan semuanya,
Akan kau dapati bahwa harga cinta ibu begitu besar...ikhlaskah kita menukarnya hanya dengan perayanan tahunan hari ibu ?

Lagian hari ibu yang kita peringati selama ini hanya sekedar formalitas belaka..doa dan permohonan ampun sering terlupakan..

Sungguh....kecintaan bunda kepada kita seluas lautan, sehingga kita tenggelam dan terkadang melupakannya..


Sahabat…
Bukankah kasih dan sayang kita kepada bunda tidak terbatas ruang dan waktu???
Begitu besar cinta dan kasih bunda kepada kita, sehingga sangatlah durhaka keikhlasannya itu kita balas dengan peringatan hari ibu yang diperingati sekali setahun…bukankah kita berkewajiban membahagiakan ayah dan bunda kita setiap saatnya? jika engkau bersama dia..

berlututlah dihadapannya
Mohon ampunalah kepadanya
peluk ia
kecup keningnya
dekap dan rasakan denyutan jantungnya
pandangilah wajahnya sedalam mungkin
tatap mata sayunya
kemudian ucapkan: Mom's Love u full
sambil teteskan air mata pengabdianmu padanya

sangatlah durhaka diri kita jika kehadirannya selama ini hanya menjadi seremoni tahunan saja...sebut namanya dalam doa-doamu, pintakan ampun kepadaNya atas dosa-dosa bunda kita..seraya berdoa smoga Allah ikhlas mengumpulkan kita sekeluarga dalam jannahNya...

Menyayangi mereka (Ayah dan Bunda) adalah kewajiban primer kita.......so jangan kecewakan mereka sahabat..ungkaplah kasih sayangmu disetiap saat, karena hanya itu balasan yang mereka inginkan dari kita..bukan sekedar penghargaan sesaat ataupun materi

kepada sahabatku
Angin...sampaikan salamku untuk dia dan bawalah aku dipundakmu menemui dia malam ini
Bintang...bawalah pesan cintaku untuknya bersama cahayamu dimalam ini
Jangkrik...nyanyikan lagu cintaku untuknya..jangan lupa katakan: aku kangen dia..
Mimpi.....hadirkanlah dia malam ini, agar aku dapat merasakan kehangatan dekapannya lagi..
Kangen.................berhentilah menggodaku karena ku tau ada doa untukku dalam sujud panjangnya

SEBENARNYA DALAM SEJARAH ISLAM, ada sebuah peristiwa agaung yang bisa dijadikan landasan utama bagi penduduk bumi tentang hari ibu, hari ayah, hari keluarga maupun Hari Kasih Sayang....

10 Dzulhijjah....tepatnya pada peristiwa Agung bersejarah...penyembelihan Ismail, adalah hari Ibu, Hari Ayah dan Hari Kasih Sayang bagi ummat Islam. atas dasar CINTA dan KASIH SAYANG, keluarga Ibrahim dan Siti Hajar rela mengorbankan anak semata wayangnya untuk di sembelih dengan tangan mereka sendiridemi CINTA YANG HAKIKI dan BUKTI KETAATAN KEPADA RABBNYA.... Kekuatan apa yang menyebabkan mereka rela melakukan hal ini?jawabnya adalah C..I..N..T..A.................


Miss U Mom's
(sekali lagi bukan dalam rangka merayakan hari ibu)

Ulama Saudi Sekuler: Ikhtilat Tidak Dilarang dalam Islam


Bercambur baur antara laki-laki dan perempuan (ikhtilat) diperbolehkan dalam Islam dan merupakan bagian alami dari kehidupan, kata presiden polisi agama Saudi cabang Mekah kepada sebuah surat kabar Saudi, seraya menambahkan dirinya tidak mengerti mengapa ada begitu banyak kemarahan dan protes ketika universitas "ikhtilat", King Abdullah University of Science and Technology (KAUST) dibuka.

Mereka yang menentang adanya bercampur baur antara lawan jenis - sebenarnya bertentangan dengan diri mereka sendiri karena mereka kemungkinan besar bergaul dengan lawan jenis setiap hari, seperti memiliki pembantu perempuan, kata Syaikh Ahmed Bin Qassim Al-Ghamdi, kepala dari Wakil komite penganjur perbaikan Akhlak dan Pencegahan kepada surat kabar Okaz Saudi.

Al-Ghamdi menambahkan bahwa hanya sebagian kecil ulama yang melarang adanya ikhtilat dan mengatakan bahwa para ulama ini tidak punya bukti kuat untuk mendukung klaim mereka dan mereka telah menyesatkan umat Islam saat ini dari kehidupan umat Islam pada masa Nabi Muhammad.

Syaikh Al-Ghamdi melanjutkan dengan mengatakan bahwa pencampuran laki-laki dan perempuan yang buka mahram tidak pernah dilarang pada masa Nabi dan merupakan bagian dari kehidupan alami para Sahabat nabi pada saat itu.

Syaikh Al-Ghamdi juga berpendapat bahwa istilah "ikhtilat" tidak dapat ditemukan dalam syariah, atau hukum Islam, dan menyatakan bahwa dalam Syariah tidak ada larangan tentang bercampur baur laki-laki dan perempuan yang belum menikah dari bekerja, belajar dan bersosialisasi dengan satu sama lain.

"Hukum Islam mengatakan tidak ada tentang ikhtilat, tidak seperti hukum tentang hal-hal yang berkaitan seperti perceraian, perdagangan dan perang. Ikhtilat tidak memiliki hukum atau konsep yang resmi."

Al-Ghamdi berkata istilah "ikhtilat" ini diciptakan karena beberapa ulama telah melebih-lebihkan apa yang disebut tabu bercampur baur dengan lawan jenis meskipun fakta bahwa hal itu adalah wajar.

"Ini berbahaya jika istilah ikhtilat dihubungkan dengan ilmu hukum Islam dan hal ini akan mempengaruhi warisan dari hukum islami menjadi negatif karena telah memberikan ide palsu", kata Al-Ghamdi semabri menyebut bahwa hal tersebut akan mengarah pada kekacauan.

Biasanya ada pemisahan yang ketat antara laki-laki dan perempuan di lingkungan masyarakat Saudi dan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram tidak dapat digabungkan di sekolah, universitas, dan bahkan kantor, bahkan restoran dan mal memiliki wilayah khusus perempuan.(fq/aby)

Renungan Untuk Aktivis Dakwah


Dakwah merupakan perjalanan panjang yang penuh dengan duri dan rintangan. Kemenangan dakwah akan diperoleh jika anggota-anggotanya komitmen dan teguh dalam menapaki jalan dakwah (Fathi Yakan)

PUISI DAKWAH (Suatu inspirasi dari Arkanul Bai`ah)

Katakanlah, “Inilah jalanku, aku mengajak kalian kepada Allah dengan bashiroh, aku dan pengikut-pengikutku – mahasuci Allah, dan aku bukan termasuk orang-orang yang musyrik”.

Ikhwah wal Akhawat, Para Da`ie

Jalan dakwah panjang terbentang jauh ke depan
Duri dan batu terjal selalu mengganjal,
lurah dan bukit menghadang
Ujungnya bukan di usia, bukan pula di dunia
Tetapi Cahaya Maha Cahaya,
Syurga dan Redha Allah

Cinta adalah sumbernya,
hati dan jiwa adalah rumahnya
Pergilah ke hati-hati manusia ajaklah ke jalan Rabbmu
Nikmati perjalanannya, berdiskusilah dengan bahasa bijaksana
Dan jika seseorang mendapat hidayah keranamu Itu lebih baik dari dunia dan segala isinya…

Ikhwah wal Akhawat, Para Junudud Dakwah !!

Pergilah ke hati-hati manusia ajaklah ke jalan Rabbmu

Jika engkau cinta maka dakwah adalah FAHAM
Mengerti tentang Islam,
Risalah Anbiya dan warisan ulama Hendaknya engkau fanatik dan bangga dengannya
Seperti Mughirah bin Syu’bah di hadapan Rustum Panglima Kisra

Jika engkau cinta maka dakwah adalah IKHLAS
Menghiasi hati, memotivasi jiwa untuk berkarya
Seperti Kata Abul Anbiya,
“Sesungguhnya sholatku ibadahku, hidupku dan matiku semata bagi Rabb semesta”
Berikan hatimu untuk Dia, katakan “Allahu ghayatuna”

Jika engkau cinta maka dakwah adalah AMAL
membangun kejayaan ummat bila dan di mana saja berada
yang bernilai adalah kerja bukan semata ilmu apalagi lamunan
Sasarannya adalah perbaikan dan perubahan, al ishlah wa taghyir
Dari diri pribadi, keluarga, masyarakat hingga negara
Tingkatkan kerja secara tertib untuk mencapai nusrah dari Allah

Jika engkau cinta maka dakwah adalah JIHAD
Sungguh-sungguh di medan perjuangan melawan kebatilan.
Tinggikan kalimah Allah rendahkan kalimah syaitan durjana
Kerja keras tak kenal lelah adalah rumusnya,
Tinggalkan kemalasan, lamban, dan berpangkutangan

Jika engkau cinta maka dakwah adalah TAAT
Kepada Allah dan Rasul, Alqur-an dan Sunnahnya

serta orang-orang bertaqwa yang tertata
Taat adalah wujud syukurmu kepada hidayah Allah
nikmat akan bertambah melimpah penuh berkah

Jika engkau cinta maka dakwah adalah TADHHIYAH,
Bukti kesetiaan dan kesiapan memberi, pantang meminta
Bersedialah banyak kehilangan dengan sedikit menerima
Karena yang disisi Allah lebih mulia, sedang di sisimu fana belaka
Sedangkan tiap titisan keringat berpahala lipat ganda

Jika engkau cinta maka dakwah adalah THABAT,
Hati dan jiwa yang tegar walau banyak rintangan
Buah dari sabar meniti jalan, teguh dalam barisan
Istiqomah dalam perjuangan dengan kaki tak tergoyahkan
Berjalan lempang jauh dari penyimpangan

Jika engkau cinta maka dakwah adalah TAJARRUD
Ikhlas di setiap langkah menggapai satu tujuan
Padukan seluruh potensimu libatkan dalam jalan ini,
Engkau da’i sebelum apapun adanya engkau
Dakwah tugas utamamu sedang lainnya hanya sampingan

Jika engkau cinta maka dakwah adalah TSIQOH
Kepercayaan yang dilandasi iman suci penuh keyakinan
Kepada Allah, Rasul, Islam, Qiyadah dan Junudnya
Hilangkan keraguan dan pastikan kejujurannya…
Karena inilah kafilah kebenaran yang penuh berkah

Jika engkau cinta maka dakwah adalah UKHUWAH
Lekatnya ikatan hati berjalin dalam nilai-nilai persaudaraan
Bersaudaralah dengan muslimin sedunia, utamanya mukmin mujahidin
Salamatus Shodri merupakan syarat terendahnya,
Itsar bentuk tertingginya
Dan Allah yang mengetahui menghimpun hati-hati para da’ie dalam cinta-Nya
berjumpa karena taat kepada-Nya
Melebur satu dalam dakwah ke jalan Allah, saling berjanji untuk menolong syariat-Nya

Kesendirian dalam Dakwah

Kesadaraan berjamaah adalah masalah yang sangat penting bagi umat Islam. Tidaklah sempurna iman seseorang sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia cintai dirinya sendiri. Pada peristiwa hijrah ke Madinah, salah satu hal yang pertama sekali dilakukan oleh Rasulullah saw. adalah menghubungkan kaum Anshar dan Muhajirin dalam ikatan tali persaudaraan. Si fulan bersaudara dengan si fulan, keduanya bertanggung jawab untuk memastikan kebutuhan hidup saudaranya terpenuhi. Aktifis dakwah pun dibiasakan untuk saling menyapa dengan sebutan “akhi” dan “ukhti” untuk mengingatkan bahwa mereka semua bersaudara.

Uzlah (menyendiri) tidak pernah jadi opsi utama bagi Rasulullah saw. dan para sahabatnya. Rasulullah saw. hanya sering menyendiri ke Gua Hira menjelang turunnya wahyu pertama. Justru wahyu-wahyu awal itulah yang kemudian memberi instruksi tegas kepada beliau untuk menyingsingkan lengan baju dan terjun ke masyarakat untuk berdakwah.

Seketika mengucap syahadatain, ketika itulah kita lepas dari kesendirian. Kita tidak lagi sendiri-sendiri. Urusan kita adalah urusan seluruh umat Muslim di dunia, dan urusan mereka adalah urusan kita. Tidak ada individualisme dalam Islam. Kalau kaya, harus ingat pada yang miskin. Kalau kenyang, harus diingatkan pada yang lapar. Kalau membuat makanan, bagikanlah juga kepada tetangga. Kalau ada yang sakit, jenguklah. Kalau ada yang wafat, shalatkanlah. Kalau tidak ada yang mau menshalatkannya, maka berdosalah seluruh umat.

Itulah sebabnya ketika ada seorang sahabat mangkir dari panggilan jihad, kemudian ia mengakui bahwa sikapnya itu bukan didasari oleh alasan-alasan yang syar’i, maka Rasulullah saw. menetapkan hukuman boikot, yang terbukti sangat ampuh. Orang yang tadinya hidup dalam kehangatan ukhuwwah bersama Rasulullah saw. tiba-tiba saja dilemparkan kembali pada kehidupan jahiliyyah yang mengabaikan urusan orang lain. Orang-orang tidak lagi menyapanya, tidak lagi menjabat erat tangannya, tidak lagi bertanya kabarnya, tidak lagi bertamu ke rumahnya. Tapi hukuman ini lebih berat lagi baginya, karena ia tidak disuruh pergi mengasingkan diri. Ia dibiarkan tinggal di rumahnya dan ‘menonton’ bagaimana para sahabat berinteraksi setiap harinya. Kehangatan ukhuwwah itu hanya untuk dilihat olehnya, namun tidak untuk dirasakannya sendiri. Ia benar-benar dibuat sendiri.

Hukuman itu sangat efektif bagi orang yang sudah mengecap lezatnya ukhuwwah. Bagi yang sudah tahu nikmatnya berjamaah, tentu tak mau hidup sendiri lagi. Betapa ganjilnya orang yang memiliki kesempatan untuk membina ukhuwwah, namun ia memutuskan untuk mencabik-cabiknya dan hidup sendiri selamanya.

Yang seperti ini bukannya tidak ada, bahkan ia ada di tengah-tengah umat Islam sendiri. Sementara dakwah Rasulullah saw. mengeluarkan orang dari kesendiriannya menuju amal jama’i, sebagian pengikutnya justru percaya sebaliknya.

Kesendirian (atau lebih tepatnya penyendirian) adalah salah satu ciri khas dakwahnya aliran-aliran sesat. Untuk ‘mengaji’ harus sembunyi-sembunyi, meskipun keadaan memungkinkannya untuk berdakwah secara terbuka. Orang lain tak boleh tahu, bahkan orang tua sendiri. Kalau orang tua tidak mendukung, maka kafirlah mereka. Harta orang tua adalah hartanya sendiri, dan kita tak ada kepentingan atasnya. Karena itu, boleh diambil saja demi kepentingan dakwah. Dunia mau hancur, moralitas umat rusak berantakan, terserah. Itu urusan masing-masing!

Lain lagi kesendiriannya orang-orang nyeleneh. Mereka senantiasa merasa dirinya single fighter; tidak punya ikatan dengan para pendahulunya. Sejarah bagi mereka hanyalah arkeologi, bukan hikmah; kerjanya mencari makam raja-raja dan peninggalan peradaban yang sudah punah. Mereka tidak tertarik pada pengalaman orang-orang di masa lampau dan peninggalan pemikirannya. Ramai orang berdebat tentang hal-hal yang sudah dibicarakan sejak dahulu, seolah-olah bangunan pemikiran umat harus dileburkan hingga ke pokok pondasinya. Belum lama ini, mahasiswa sosiologi IAIN Sunan Ampel, Surabaya, mengadakan sebuah seminar sebagai tugas kuliahnya. Seminar itu pada intinya mendukung homoseksualitas, lengkap dengan pendapat para pelakunya dengan sharing pengalamannya yang cukup vulgar. Hebohlah dosen-dosen mereka menyatakan dukungannya; hadits ini dhaif, penafsiran ayat Al-Qur’an yang ini belum jelas, kaidah yang itu masih diperdebatkan dan seterusnya. Ulamakah yang lalai mewariskan ilmu, ataukah anak-anak muda ini yang tidak merasa diwarisi?

Di kalangan aktifis dakwah sendiri pun ternyata ada fenomena kesendirian ini. Merekalah orang-orang yang menutup mata terhadap adanya perbedaan pendapat diantara ulama dan kemungkinan terjadinya perbedaan tersebut. Al-Ghazali mengutip hadits dhaif, tiba-tiba saja semua pemikirannya nampak seolah tak berharga. Istri dan anak seorang ulama tak berjilbab, seolah-olah terlupakanlah semua jasanya. Ulama yang berjuang melalui demokrasi sekonyong-konyong dituduh sebagai penyembah thaghut dan sistem kufur. Semua dosa bagaikan syirik yang bisa menghapus seluruh amal baik, sedangkan perdebatan dalam masalah-masalah tertentu malah diabaikan sama sekali.

Merekalah yang berjalan sendiri-sendiri. Saudaranya ada dimana-mana, tapi ia tak merasa bersaudara dengan mereka. Mau saling menjenguk rasanya berat, karena beda harakah. Mau bertanya kabar tapi enggan, karena ia adalah anggota partai politik. Mau bicara baik tentang si fulan tapi ragu-ragu, karena walaupun si fulan orang baik, tapi istrinya tak berjilbab.

Sudah di surga, tapi minta ke neraka. Ditawari ukhuwwah, tapi rindu kehidupan jahiliyyah.

SAVE BULAN SABIT MERAH INDONESIA

Tahukah anda bahwa lambang Palang yang kita kenal sekarang adalah salah satu bentuk Salib versi Yunani yg merupakan bentuk Penghukuman kepada Budak-budak di Yunani....

Tahukah anda bahwa lambang Palang merupakan simbol pasukan Knight of Templar dalam perang Salib (crusade) yang berlangsung dua abad yg merupakan bendera unit pasukan paling kejam yang tercatat dalam sejarah kelam dunia...


Tahukah anda bahwa lambang Palang merupakan simbol salib yg sudah memasyarakat di Negara-negara eropa pada Abad 19 yg mayoritas Kristen yg kemudian mereka bersepakat lambang Pelindung untuk kemanusiaan adalah Palang Merah (ICRC)...

Tahukah anda bahwa lambang Palang adalah warisan Penjajah Belanda selama ratusan tahun seperti warisan lainnya yaitu KUHP yg menghukum pencuri kelas teri lebih besar ukurannya daripada para Koruptor...

Tahukah Anda bahwa Lambang Palang kembali difungsikan pd tahun 1945 untuk membebaskan Tentara Penjajah Belanda dari Penjajah Jepang yg kemudian kembali Belanda melakukan Agresi Militer thd Republik Indonesia...

Tahukah anda bahwa lambang Palang yg ditetapkan pada UU No 59/1958, Perperti No 1/1962, Keppres RI No 25/1959 dan Keppres RI no 246/1963 terjadi pada saat Demokrasi Terpimpin dimana kekuasaan pada saat itu terjadi 'Kediktatoran'...

Tahukah anda bahwa Lambang Palang Merah tidak pernah masuk wilayah-wilayah konflik seperti Ambon, Maluku, Tual, Galela pada saat Kerusuhan...

Tahukah anda bahwa PMI tidak pernah langsung mendatangi daerah-daerah konflik Internasional seperti Irak, Pakistan dan Libanon...

Tahukah anda bahwa lambang Palang yg kata Konvensi Jenewa sbg 'penghormatan' kpd Swiss namun Negara tersebut melarang Pembangunan Menara Masjid...

Tahukah Anda bahwa Lambang Palang yg akan diresmikan dlm RUU Lambang Palang Merah akan mengharamkan lambang Bulan Sabit Merah di Indonesia...

Tahukah anda bahwa hakikat organisasi Palang Merah Indonesia sebenarnya adalah juga Organisasi Non Pemerintah / LSM karena tidak disubsidi oleh APBN...

Tahukah Anda bahwa TNI Tidak mempermasalahkan kehadiran Bulan Sabit Merah Indonesia dan PMI, namun tiba-tiba diatas kepentingan TNI/Militer tiba-tiba Pendompleng RUU LPM menghendaki melarang organisasi-organisasi kemanusiaan yg berlambang Bulan Sabit Merah...

Tahukah Anda bahwa kepentingan asing baik ICRC/IFRC diduga berada dibalik hadirnya RUU Lambang Palang Merah...

Apakah kita memilih argumen sejarah bahwa Indonesia sudah ada lambang Palang Merah lantas melarang Lambang Bulan Sabit Merah...

Grup BSMI

Kamis, November 19, 2009

Pecah


Seorang majikan tampak serius mengawasi dua pembantunya yang sedang memindahkan beberapa guci antik. Formasi guci-guci itu dirasa sang majikan sudah membosankan. Harus diubah dalam susunan baru yang lebih menyegarkan.
“Awas, hati-hati!” ucap sang majikan sambil memberi aba-aba ke arah mana guci-guci itu diletakkan. Dan serempak, dua pembantu itu pun menyahut, “Iya, Bu.”
Sambil mengangkat guci satu per satu, dua pembantu itu menyusun langkah menuruni dan menaiki anak tangga. Mereka melangkah mengikuti aba-aba sang majikan. “Jangan di situ, sebelah sana!” teriak sang majikan sesekali.
Entah karena kelengahan, salah tingkah, atau lainnya, tiba-tiba salah satu guci terlepas dari pegangan seorang pembantu. Dan, ”Praaak!” Guci itu terjatuh dan menggelinding membentur anak-anak tangga. Beberapa keping pecahan guci tercecer di anak tangga.
Tanpa menunggu aba-aba, dua pembantu itu pun terdiam di hadapan majikannya. Mereka seperti siap menyimak berbagai omelan dan ocehan sang majikan yang tak lagi mampu menahan emosi. ”Kamu nggak tahu, berapa mahalnya harga guci itu!” Dan seterusnya.
Ketika dua pembantu itu mengambil pecahan guci untuk disatukan dengan lem perekat, sang majikan pun menghampiri. Kali ini, ia lebih tenang. ”Kalaupun kalian berhasil menyatukan kembali pecahan guci, secanggih apa pun kalian menyatukannya, selalu saja akan tampak bekas kalau guci itu pernah pecah,” ucapnya prihatin.
***
Kesatuan, keutuhan, soliditas atau apa pun sebutannya merupakan impian semua orang. Dalam cakupan apa pun: dalam skala kecil seperti pertemanan antar pribadi, keluarga; maupun yang besar seperti organisasi massa dan negara.
Kurang hati-hati dalam merawat soliditas ini bisa membawa dampak perpecahan. Jangan pernah membayangkan kalau penyatuan pasca perpecahan bisa membentuk soliditas seperti sediakala. Karena dampak perpecahan biasanya akan meninggalkan bekas, secanggih apa pun upaya perekatan yang dilakukan.
Sekali lagi, dahulukan kehati-hatian. Karena merekat sesuatu yang pernah pecah, jauh lebih sulit dari menjaganya untuk tetap solid. (muhammadnuh@eramuslim.com)

Tabel Periodik Elemen-elemen Kimia

Allah berfirman di dalam al-Qur’an, ‘Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?’ (adz-Dzariyat: 20)
Betapa banyak tanda dan bukti ilmiah yang menunjukkan keberadaan Pencipta yang Maha Bijaksana, yang mengadakan langit dan bumi. Pada kesempatan ini kita akan mengupas salah satu bukti ilmiah tersebut, yaitu tabel periodik elemen-elemen kimia yang ditemukan oleh ilmuwan Rusia yang bernama Dmitri Mendeleev.


Gambar: Dmitri Mendeleev penemu tabel periodik elemen-elemen kimia di alam.
Hal pertama yang biasa dilihat seorang pelajar di laboratorium kimia adalah tabel periodik elemen. Ilmuwan Rusia membuat tabel elemen-elemen kimiawi dengan ukuran-ukuran atomnya, yang disebut tabel periodik. Pada waktu itu, tidak semua elemen telah ditemukannya dengan tabel, sehingga Mendeleev membiarkannya kosong.
Sampai akhirnya para ilmuwan sesudahnya mengisi tabel tersebut, seperti yang dibayangkan oleh ilmuwan Rusia bertahun-tahun sebelum mengungkapkannya. Tabel ini memuat seluruh elemen atom dengan angka dan unsurnya yang beragam. Angka atom maksudnya adalah angka tertentu yang terdapat pada inti atom, yaitu muatan-muatan listrik positif (proton). Bilangan inilah yang membedakan antara suatu atom unsur dengan atom unsur lain. Hidrogen yang kita anggap sebagai unsur paling sederhana itu di dalam inti atomnya ditemukan satu muatan listrik positif. Begitu juga, di dalam unsur yang disebut helium terdapat dua muatan, dan di dalam unsur lithium terdapat dua muatan. Kita tidak bisa meletakkan tabel unsur-unsur yang beragam itu kecuali dengan membangun hukum-hukum matematisnya yang menakjubkan.


Gambar: Tabel periodik yang ditemukan Mandeleev.
Para ilmuan tidak mungkin menyebut sistem yang mengagumkan pada alam ini dengan nama ‘Periodic Chance’, melainkan Periodic Law (hukum periodik). Dengan berbagai kepastian dan sistem ini, maka kita tidak bisa mengignkari keberadaan Tuhan yang menciptakan alam semesta. Karena dengan ilmu pengetahuan modern ini, mengingkari adanya Tuhan itu sama seperti mengingkari realitas!
Fisikawan Amerika, George E. Davis mengatakan, ‘Seandainya alam ini bisa menciptakan dirinya, maka itu berarti ia memiliki sifat-sifat pencipta. Dalam kondisi ini, kita terpaksa memercayai bahwa alam itu adalah tuhan. Demikiankan, kita akhirnya menerima keberadaan ‘tuhan’. Tetapi, tuhan kita ini akan tampak aneh: tuhan yang gaib sekaligus Artikelal! Saya lebih memilih untuk memercayai Tuhan yang menciptakan alam Artikel, dan ia bukan bagian dari alam ini, melainkan pengaturnya dan pengendalinya, daripada harus mengadopsi omong kosong seperti ini.’ (The Evidence of God, hlm. 71)
Allah berfirman, ‘Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang berkuasa? Ataukah mereka mempunyai tangga (ke langit) untuk mendengarkan pada tangga itu (hal-hal yang gaib)? Maka hendaklah orang yang mendengarkan di antara mereka mendatangkan suatu keterangan yang nyata. Ataukah untuk Allah anak-anak perempuan dan untuk kamu anak-anak laki-laki? Ataukah kamu meminta upah kepada mereka sehingga mereka dibebani dengan utang? Apakah ada pada sisi mereka pengetahuan tentang yang gaib lalu mereka menuliskannya? Ataukah mereka hendak melakukan tipu daya? Maka orang-orang yang kafir itu merekalah yang kena tipu daya. Ataukah mereka mempunyai tuhan selain Allah. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.’ (ath-Thur: 35-43)

Krisis Kepemimpinan (Leadership)

Krisis kepemimpinan Gerakan Dakwah sangat terasa. Krisis tersebut bukan karena Gerakan Dakwah gagal melahirkan para pemimpin besar sebagaimana para pendirinya, akan tetapi yang terjadi adalah sistem tarbiyah (kaderisasi) dan mekanisme kepemimpinan yang macet dan tidak memilkiki standar/ukuran yang jelas sehingga mempengaruhi kinerja Gerakan Dakwah itu sendiri. Bahkan lebih parah lagi, kepemimpinan terkesan diktator sehingga tidak ada peluang berbeda pendapat, atau merubah keputusan yang telah diputuskan oleh pemimpin atau elitenya kendati bertentangdan dengan nilai-nial Islam.
Semua harus tunduk atas segala keputusan jamaah/organisasi, termasuk masalah-masalah kecil dan huquq syakhshiyyah (hak pribadi) seseorang. Anggota jamaah yang kritis dan berfikir besar, selalu dihadapkan kepada : taat atau tinggalkan jamaah / Gerakan Dakwah ini. Atau paling tidak dikucilkan dan diisukan dengan berbagai isu yang tidak berdasar. Akhirnya isu-isu itulah yang memenuhi pikiran dan hati mereka yang seharusnya diisi dengan iman, ilmu pengetahuan, kasih sayang dan saling menghormati. Dialog, diskusi, tabayyun (konfirmasi) seakan diharamkan dan jarang sekali dilaksanakan. Sebaliknya, setiap momentum atau setiap pertemuan selalu diberikan taujihat (arahan) terkait taat, tsiqah, husnizh-zhan dan sebagainya. Padahal dialog dan tabayyun itu merupakan bagian dari ajaran Islam yang utama, sebagaimana yang dicontohkan dalam kehidupan dan kepemimpininan Nabi Muhammada Saw dan para Sahabatnya.
Nyaris semua Gerakan Dakwah hari ini memiliki keyakinan (paling tidak dalam prakteknya), bahwa para pemimpinlah yang berhak membahas semua masalah. Semua keputusan harus ditaati oleh semua kadernya. Kalau tidak, mereka akan diancam untuk dikeluarkan dari Gerakan Dakwah.
Itulah fakta kepemimpinan Gerakan Dakwah masa kini. Lalu, bagaimana dengan pemimpin-pemimpin besar umat yang lahir sepanjang sejarah? Bagaimana mereka lahir? Apakah ada peran Gerakana Dakwah dalam kemunculan mereka? Sekitar 1987, terjadi diskusi serius antara mahasiswa dengan seorang tokoh besar dakwah DR. Ahmad Al-Assal seputar krisis kepemimpinan Gerakan Dakwah. Beliau ketika itu menjabat Vice President Internationla Islamic University, Islambad.
Dalam diskusi yang memakan waktu lebih dari tiga jam itu, kami mendapat kesimpulan, bahwa terkait pemimpin besar, katakanlah seperti, Khulafaurrasyidin, Umar bin Abdul Aziz, Sholahuddin Al-Ayubi, Muhammada Al-Fateh, Hasan Al-banna, Abul A’la Al-Maududi dan seterusnya, kelihatannya merupakan hak perogratif Allah. Mereka tidak lahir dari rekayasa manusia. Sehebat apapun tokoh atau organisasi dakwah, belum pernah melahirkan pemimpin besar, minimal sebesar mereka.
Artinya, para pemimpin besar umat (al-Imam al-A”zhom dan apapun istilahnya) sepanjang masa, termasuk diangkat-Nya para Nabi, termasuk Nabi Muhammad Saw dari keturunan siapa, dari suku apa, di wilayah mana dan kapan waktunya merupakan hak dan rahasia Allah. Hal tersebut di dasari oleh fakta sejarah yang disinyalir pula oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Al-An’am (6) : 124

“…Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya….”

Sejarah juga membuktikan, kaum Bani Israel misalanya. Mereka tidak pernah menduga, apalagi mengetahu nabi terakhir diutus dari suku Quraisy pada abad ke 6 masehi. kendati sudah dijelaskan dalam Kitab Taurat dan Injil bahwa akan lahir seorang nabi bernama Ahmad. Demikian pula yang menaklukkan Palestina pertama kali adalah Khalifah Umar Ibnul Khattab, yang membesakannya dari pendudukan Salibis adalah Sholahuddin Al-Ayubi dari bangsa Kurdistan (selatan Irak). Begitu pula dengan pemimpin besar Islam yang di tangannya terealisasikan prediksi Nabi Saw tentang penaklukkan Istambul (Konstantinopel) sekitar enam abad setelah Beliau bersabda, yakni melalui seorang pemimpin Islam muda bernama Muhammad Al-fatih.
Kalau demikian halnya, apakah kita harus menunggu lahirnya pemimpin besar itu, baru kepemimpinan Gerakan Dakwah berjalan dengan baik dan sempurna? Jawabannya tentulan tidak. Karena Islam mewajibkan dan mencintai profesionalisme dan keteraturan. Sebab itu, saatnya merumuskan pola atau format kepemimpinan Gerakan Dakwah agar sesuai dengan fungsi kepemimpinan itu sendiri, yakni menyayangi, mengajarkan ilmu, mentransfer/menularkan ruh imaniyah (spirit keimanan), memberikan keteladanan dan menegakkan kedisiplinan termasuk terhadap diri, keluarga dan elite mereka sendiri.
Yang amat dirasakan adalah dominasi pemimpin yang berlebihan terhadap arah perjalanan jama’ah atau organisasi dakwah sehingga menyebablan dakwah terseok-seoak dan terkadang menyimpang dari jalan yang benar di tengah ancaman dan sekaligus peluang yang sangat besar. Di antara penyebabnya ialah tidak ada keseimbangan antara tarbiyah jundiyah (kaderisasi keprajuritan) dengan tarbiyah qiyadiyyah (kaderisasi kepemimpinan) . Akibatnya, semuanya hanya siap menjadi junidiyyun muthi’ (prajurit yang taat), tanpa diiringi dengan pembangunan sifat kritis, kepemimpinan dan rasa tanggung jawab. Gerakan Dakwah hari ini membutuhkan al-Qo-id al-Hazim (Smart Leader), yakni pemimpin yang cerdas, cermat dan teliti serta kokoh dalam memegang prinsip.
Sesungguhnya posisi pemimpin bagi sebuah organisasi atau jama’ah itu bagaikan otak manusia bagi semua anggota tubuhnya. Bilamana otak tersebut mengalami ganguan, seperti gangguan yang diakibatkan pembulu darah disekitarnya pecah, maka otak akan mengalami guncangan hebat yang berakibat sebagian atau semua anggota tubuh akan mengalami kelumpuhan, atau ap yang dinamakan ilmu kedokteran dengan strook. Strook itu bisa mengakibatkan sipenderitanya lumpuh secara parsial dan bisa juga total, tergantung tinkatan strooknya. Jika yang terganggu itu adalah saraf otak yang terkait dengan fungsi menjaga kestabilan anggota tubuh manusia, maka anggota tubuh tertkait akan mengalami gangguan atau koslet. Akibatnya, ia tidak berfungsi secara baik. Demikian juga dengan kepemimpinan dalam sebuah organisasi, tak terkecuali organisasi Gerakan Dakwah sekalipun, karena para pemimpinnya bukanlan para Nabi dan Rasul yang ma’shum (terpelihara) dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit kepemimpinan.
Untuk lebih jelas gambaran krisis kepemimpin yang sedang dialami oleh Gerakan Dakwah masa kini, alangkan baikanya kita memaparkan model-model kepemimpinan buruk yang lazim terjadi dalam sebuah organisai keagamaan, bahkan jauh sebelum diutusnya Muhammad Saw sebagai Rasul.
Karena, sejarah telah membuktikan, bahwa organisasi keagamaan, apapun bentuknya (seperti Jama’ah, Gerakan Dakwah, Partai Politik, Negara yang berdasarkan agama dan sebagainya) cendrung high risk (beresiko tinggi) terhadap penyimpangan karena memiliki legitimasi agama atau wahyu, yang bermuara dari kekeliruan memahami wahyu dan tidak istiqomah (konsisten) atas arahan wahyu. Pada waktu yang sama, organisasi keagamaan juga memiliki big opportunity (kesempatan besar) dalam melakukan perubahan dan perbaikan masyarakat dan pemerintahan karena nilai-nilai yang diusung memiliki keunggulan dan kekuatan yang luar biasa . Hal tersebut akan terjadi bila Gerakan Dakwah memiliki persyaratan-persyaratan utama seperti, berjalan pada jalur yang benar; yakni sesuai dengan ajaran Islam itu sendiri, bukan dilandasi penafsiran-penafsiran yang terkesan dipaksakan, memiliki organisasi yang solid, pemimpin yang bermutu (Smart Leader) dan sebagainya. Jika tidak, Gerakan Dakwah hanya akan menambah problematika umat yang sedang menumpuk seperti sekarang ini. Semboyan-semoboyan yang mentereng seperti, kemajuan dan kejayaan umat, penyebaran rahmat bagi alam semesta, bersih, peduli, profesional atau Ustadziyatyul ‘Alam (Guru Global), hanya bagaikan fatamorgana atau mimpi di siang bolong.
Agar menambah ketajaman pemahaman kita tertang kepemimpinan dalam Islam, maka perlu pemaparan model-model kepemimpinan yang muncul dalam organisasi keagamaan. Melalui pemaparan mopdel-model tersebut, kita juga akan menyadari dan mengakui bahwa krisis kepemimpinan itu benar-benar sedang terjadi dalam Gerakan Dakwah kita. Jika sudah diketahui dengan pasti dan cermat, kita wajib berupaya maksimal untuk mencarikan jalan keluarnya agar Gerakan Dakwah tidak mengalami kelumpuhan, pembusukan atau bergerak tanpa dhawabith syar’yyah (pakem-pakem syar’i) yang sudah baku.
Kalau kita cermati dengan baik, paling tidak ada tiga model kepemimpinan yang berkembang dalam Gerakan Dakwah saat ini:
1. Kepemimpinan Wayangisme. Adapun cirri-cirinya :
a. Dualisme kepemimpinan atau dengan kata lain, terdapat pemimpin formal dan inforlmal disebabkan berbagai alasan, di antaranya, pemahaman yang meyakini masih dalam periode Dakwah Sirriyyah (Dakwah Tersembunyi). Kalau kita lihat sejarah dakwah Rasul Saw, marhalah sirryah (periode rahasia) itu sekitar tiga tahun saja. Setelah itu, Allah perintahkan dakwah jahriyah (terang-terangan). Nabi Muhammada Saw. siap menghadapi berbagai tantangan yang mengahdang Dakwah dan bahkan pengusiran dari negerinya serta upaya pembunuhan terhadap Beliau.
b. Biasanya pemimpin informal lebih berkuasa sehingga pemimpin formal hanya sebagai boneka yang dapat dikendalikan ke mana arah dan tujuan yang dikehendakinya. Akibatnya, masyarakat menjadi bingung dan sulit memahami arah perjalanan Gerakan Dakwah yang sebenarnya. Musuh-musush dakwah semakin mudah menuduh Gerakan Dakwah tersebiut dengan berbagai tuduhan negative seperti, liar, sempalan, berbahaya, ancaman keamanan dan sebagainya. Mereka menyebutya dengan OTB (Organisasi Tanp Bentuk).
2. Masyayekh (Tradisionalisme Dibungkus Agama). Ciri-cirinya adalah :
a. Sentralistik kekuasaan.
b. Sentralistik keputusan dan pendapat
c. Sentralistik keuangan.
d. Sentralistik keilmuan dan pengalaman.
e. Sentralistik penghormatan dan wibawa
f. Di mata orang-orang terdekatnya (kelopmpok elitenya) atau di hadapan sebagian besar anggota jam’ahnya, sang pemimpin bagaikan Nabi, atau Wali, Dewa dan bahkan ada yang menganggapnya bagaikan Malaikat yang tidak pernah salah dan tidak memiliki kelemahan, atau diyakini sangat suci. Semua ucapan dan pendapatnya dianggab bagaikan sabda atau firman.
g. Untouchable (tidak bisa tersentuh) baik oleh peraturan, kritik maupun nasehat, karena dia yang mengendalikan peraturan.
h. Selalu mentaujih (mengarahkan) kendati keluar dari sistem dan konteks aturan main yang sudah ditetapkan.
i. Tidak mau membangun suasana dialogis dan menghindar dari dialog.
j. Selalu menghina atau mengecilkan kelompok atau tokoh lain di luar jama’ah dan kelompoknya, termasuk anggota Jama’ah yang yang dianggapnya bermasalah karena krtis terhadap keputusan-keputusannya.
k. Jarang yang berani memberikan nasehat kepadanya. Kalau ada yang berani mengkritik dan memberikan nasehat kepadanya, pasti dia carikan jalan untuk mengucilkannya, bahakn dicoret (ditip-ex, meminjam istilah salah seorang teman) dari keanggotaan jama’ahnya.
l. Selalu berfikiran negatif (negative thinking) terhadap jama’ah atau tokoh lain di luar jama’ahnya dan juga terhadap anggota jamaahnya yang kreatif, berfikir besar dan jauh ke depan yang memilki ‘uqul al-kabiroh.- meminjam istilah Yusuf Al-Qordhowi -.
m. Yang menentukan segalanya adalah keinginan pribadinya, kendati dengan mengatasnamakan lembaga, seperti jama’ah, dakwh, partai dan lain sebagainya serta dengan memanfaatkan keikhlasan mayoritas anggota jama’ahnya dan hawa nafsu duniawi segelintir elite di sekitarnya.
n. Biasanya punya hasrat memimpin untuk puluhan tahun atau sampai mati, tanpa menyadari bahwa berlama-lama dalam kepemimpinan itu cenderung menggirngnya menjadi korup, menyimpang, khususnya saat sistem dan mekanisme organisasi tidak berfungsi alias mandeg atau dimandegkan.
3. Ahbarisme dan Ruhbanisme. Adapun cirri-cirinya :
a. Memanipulasi agama untuk kepentingan pribadi dan atau kelompok yang bersifat duniawi. Kalau dalam sejarah Kristen terkenal dengan istilah “penerbitan surat pengampunan dosa”. Kalau dalam sejarah umat Islam, terkenal dengan istilah “nyari berkah, takut kualat”. Bahkan ada anggota Jama’ahnya menyerahkan anak gadisnya untuk dinikahi sang pemimpin hanya sekedar mencari “berkah”, kendati anaknya masih ingusan.
b. Menumpuk kekayaan dari aktivitas dakwah (keagamaan), baik sosial maupun politik dengan alasan kepentingan agama/dakwah. (Q.S. Attaubah / 9 : 34)
c. Memaksakan teks agama (Al-Qur-an dan As-Sunnah) dan peristiwa sejarah kepada semua konteks kehidupan yang sedang dihadapi, kendati tentang masalah-masalah teknis duniawi yang dibolehkan bahakan dianjurkan Islam untuk ijtihad atau menggunakan akal. Atau senbaliknya, memaksakan teks agama untuk melegalkan kekeliruan dan kesalahan yang mereka lakukan demi mengejar keuntungan dunia yang tak seberapa. Gaya kepemimpinan seperti ini terkesan ada unsur “legalisasi” tindakan yang secara badihiyyat (aksiomatiak Islam) melanggar aturan agama itu sendir.
d. Ucapan dan perbuatannya bernilai Sabda, harus ditaati dan tidak ada peluang mengkritisi apalagi mengoreksi dan mengakuinya sebagai kesalahan. Kalapun di hadapan pengkriytiknya ia bermuka manis, namun di belakangnnya, ia akan mencari-cari cara untuk menyingkirkannya.
e. Mengambinghitamkan kepentingan agama dan dakwah untuk mendapatkan uang atau dana tanpa peduli haram atau syubhat. Fatwa atau pendapat tentang uang dan harta selalu berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang terbuka.

Model-model kepemimpinan tersebut adalah model kepemimpinan negatif yang wajib dijauhi dan dihindarkan oleh Gerakan Dakwah, apalagi jika sampai terdapat kombinasi dua atau lebih dari tiga model kepemimpinan tersebut, tentulah akan membawa mala petaka besar terhadap Gerakan Dakwah, cepat atau lambat.
Timbul pertanyaan mendasar, apa gerangan yang menyebabkan model-model kepemimpinan tersbut mucul dan terkadang subur? Padahal mereka juga orang yang paham Islam dengan baik dan memahami ancaman neraka.
Menurut hemat penulis, paling tidak ada tiga belas (13) faktor :
1. Ketaatan anggota jama’ah atau partai atau organisasi yang berlebihan pada pemimpin mereka, sehingga tidak lagi mengikuti arahan Allah dan Rasulnya.
2. Kekaguman dan penghormatan yang berlebihan pada pemimpin.
3. Harapan pada pemimpin yang berlebihan.
4. Mencintai pemimpin secar berlebihan
5. Suburnya mentalitas imma’ah (pak turut / yes-man) dalam kehidupan berjama’ah, berorganisai atau berpartai dan besarnya nafsu kepentingan duniawi yang diharapkan dari aktivitas dakwah.
6. Tidak dibangunnya suasana kritis dan dialogis dalam kehidupan berjama’ah, berorganisasi atau berpartai, khususnya kritis terhadap pemimpin sebagaimana para Sahabat Rasulullah terhadap Rasul Saw. Padahal sholat berjama’ah yang dilakukan lima kali dalam sehari semalam mengajarkan kritis terhadap sang imam; ada yang ditegur atau diingatkan. Namun jika ia melakukan sesutau yang menyeabkam shpolatnya batal, maka ia harus digantikan keimamannya saat itu juga.
Persoalan ini dalam Islam adalah hal yang biasa-biasa saja, tidak perlu menggemparkan karena Islam itu sesuai dengan fitrah dan karakter manusia yang lemah. Peristiwa ini akan dilihat sebagai peristiwa “kiamat” hanya oleh orang-orang yang dimabuk kedudukan dan kekuasaan.
7. Kurang memahami mana dan kedudukan Wahyu dan Sunnah Rasul serta mana yang ijtihad sang pemimpin. Semuanya dianggap sama kedudukannya.
8. Terikat kepentingan duniawi terhadap pemimpin dan dakwah.
9. Tidak dibangunnya tradisi keilmuan dalam kehidupan berjama’ah, berorganisasi atau berpartai sehingga lahir secara alamiyah masyarakat umyyin (tidak memahami Islam kecuali hanya sebatas presepsi yang dibangun pemimpinnya). Mereka, sengaja atau tidak, dijauhkan dari refernsi utama Islam, yakni Al-Qur’an, Hadits Rasul Saw, kehidupan para Sahabat dan buku-buku ulama stnadar lainnya. Dengan demikian, akan memudahkan sang pemimpin tersebut mengendalikan anggota jama’ah, organisasi dan partainya.
10. Lemahnya keilmuan dan mental yang mempelajari Syari’ah (Islam) secara akademis dalam mengatakan dan menegakkan hak dan kebenaran serta mencegah kemungkaran dalam lingkungan jama’ah atau internal karena suburnya mental ewuh pakewuh, khususnya terhadap para pemimpinnya. Anehnya, terhadap lingkungan luar jama’ahnya terkesan tegas dan berani menyatakan hak dan kebenaran, terkadang keluar pula dari kontek dak yang diajarkan Islam.
11. Lumpuhnya Lembaga-Lembaga Tinggi Jama’ah seperti Majlis Syuro, Dewan Pengawas Syariah dan sebagainya sehingga mengakibatkan macetnya sistem dan mekanisme tanzhim (organoisasi). Akhirnya lemabaga-lembaga tersebut tidak dapat berfungsi secara maksimal. Bahkan dalam banyak hal, lembaga-lembaga tingi tersebut tidak lebih dari tukang stempel keinginan para pemimpinnya.
12. Sistem kaderisasi Junndiyyah yang keliru dengan menitik beratkan kepada ketaatan pada jama’ah dan qiyadah (pemimpin), bukan kepada kepahaman dan kecerdasan akal dan spritual serta kejujuran moral yang dilandasi iman pada Allah dan akhirat.
13. Sistem kaderisasi qiyadiyyah yang diabaikan, baik sengaja maupun tidak. Mungkin karena mnganut falsafah tidak boleh ada dua mata hari.

Link

 

 

Minggu, Oktober 18, 2009

Misi Manusia

Dalam buku Seven Habit Highly Efective People, Steven Covey menekankan akan pentingnya sebuah pernyataan misi. Saya setuju bagi mereka yang belum mengetahui misi hidupnya. Tetapi kita, sebagai umat Islam sudah memiliki misi hidup, yang merupakan tujuan di ciptakannya manusia. Untuk mengetahui atau mengingat misi kita, kita tinggal membuka Al Quran, di sana sudah tertulis jelas tentang misi kita.
Bukan berarti Anda tidak boleh menulis pernyataan misi. Silahkan saja jika ingin menyalin kembali misi kita yang sudah tertulis di Al Quran. Misalnya Anda ingin menulis di buku harian Anda.
Ibadah
Misi manusia menurut Al Quran pada intinya ialah beribadah kepada Allah dan menjadi khalifah di muka bumi. Pengertian ibadah disini ialah melakukan segala sesuatu yang diperintahkan Allah serta menjauhi apa yang dilarang-Nya. Ibadah bukan hanya shalat dan puasa, tetapi dalam segala aspek kehidupan kita.
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS.Adz Dzaariyaat:56)
Khalifah
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
(QS.Al Baqarah:30)
Sedangkan misi kita sebagai khalifah, menuntut kita untuk membangun, baik aspek materi maupun ruhani. Hal yang bersifat materi ialah masalah fisik manusia dan alam semesta beserta isinya. Sedangkan membangun ruhani dengan cara menerapkan nilai-nilai Islam dalam segala aspek kehidupan manusia.
Setelah manusia membangun alam ini dengan arahan syariat, maka selanjutnya ialah memeliharanya. Sama hal seperti membangun, yang dipelihara adalah aspek materi dan ruhani. Seperti halnya rumah, setelah dibangun rumah tersebut perlu dipelihara agar tetap
ada. Selanjutnya sebagai khalifah kita juga memiliki tugas untuk menjaga agama, nafsu, akal, harta, dan keturunan manusia.
Apakah kita bisa untuk mengemban misi kita itu semua? Insya Allah kita bisa, karena Allah Maha Tahu, Allah tahu sampai dimana potensi dan kemampuan kita. Jika kita tidak merasa mampu berarti kita belum benar-benar mengoptimalkan potensi kita.
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” >(QS.Al-Baqarah:286)

Manusia adalah Software, bukan Hardware



004_32Dulu ada yang beranggapan bahwa manusia adalah tubuh yang berjiwa, tapi anggapan itu sekarang telah beralih dengan adanya pengembangan disiplin ilmu Psychology yang kini sudah berjalan melangkah keluar, memasuki area metafisik – Parapsychology. Ilmuwan di negara barat sependapat bahwa manusia adalah jiwa yang bertubuh, jangan heran kalau mereka pun mampu melakukan experience outside body (EOB) atau yang disini dikenal dengan istilah ragasukma.
Jika sebuah mobil melintas di hadapan kita, maka pandanglah sang supir – itulah manusia nya yang mengendalikan alam semesta dirinya baik fisik maupun metafisik. Terkadang terjadi sang supir lengah, lalu mendekatlah seorang preman – supir dipukul pingsan, preman masuk kedalam mobil dan mengendalikannya, akhirnya jalan mobil ga karuan. Begitulah serupa dengan kasus kesurupan yang kadang terjadi, disaat sang supir sebagai pemimpin unsur bumi (kholifah fil aradh) lengah, maka kendali dipegang oleh lainnya
Kembali, bahwa manusia adalah JIWA yang bertubuh. Tubuhnya tidak lain hanyalah unsur mineral semata yang tidak beda dengan unsur bumi, yang bisa rusak termakan hukum alam atau law of the universe (sunnatullah). Tidak ada yang bisa dibanggakan dari tubuh manusia, baik dari kekuatan, keindahan dan lainnya. Tubuh Gajah jauh lebih besar daripada tubuh manusia, kekuatan tubuh gajah jauh melebihi kekuatan tubuh manusia, mata seekor burung elang jauh lebih tajam daripada mata manusia.
Lalu kenapa manusia dikatakan sebagai pemimpin di alam semesta ini, baik alam semesta micro yang merupakan dirinya sendiri maupun alam semesta makro. Allah ber firman bahwa dijadikan nya manusia adalah sebagai Master of The Universe, pemimpin .. tapi kenapa tubuhnya kalah kuat dengan gajah, matanya kalah tajam dengan elang? Benar, kalau kita bicara tubuh manusia sangatlah rentan. Tubuh manusia bukanlah yang diisyaratkan sebagai khalifah, tetapi jiwa tersebutlah yang di isyaratkan sebagai pemimpin – karena manusia memang adalah JIWA yang bertubuh.
Mata seekor burung hantu bisa melihat di kegelapan malam.
Mata (’ainun) manusia tidak mampu melakukan hal itu tapi ..
PANDANGAN (bashor) manusia dapat melihat menyeberangi lautan ribuan kilometer, yang mana tidak mampu dilakukan oleh burung elang atau makhluk apapun. Itulah hebatnya unsur rohani manusia, unsur langit manusia atau unsur samaawaat.
Manusia  adalah jiwa yang bertubuh, manusia adalah samaawaat yang terbungkus aradh. Karena itu marilah kita mulai alihkan perhatikan kita tidak melulu pada unsur jasad kita tapi lebih menitikberatkan pada unsur samaawaat kita, tidak melulu fokus pada hardware kita tetapi lebih menekankan pada perawatan software, pengembangan software, pengoptimasian software sebagaimana hakikat diri manusia yaitu JIWA yang BERTUBUH.

Kamis, Oktober 08, 2009

Selamat Hari Raya Idul Fitri

Selamat Hari Raya Idul Fitri Ya semuaaaaaaaaaaa,,
              Mohon maaf lahir dan batin, maafkan semua kesalahan aQ.
Seganteng-gantengnya Alfan pasti punya kesalahan,
Sekeren-kerennya Alfan pasti pernah khilaf,,
maafin  q ya semuaaaaaaaaaaaaaaa,,,
:-)
JANGAN LUPA SETELAH BULAN RAMADHAN SEMPURNAKAN DENGAN PUASA SYAWAL!!!

Minggu, September 06, 2009

Perbedaan Persepsi

Ada seorang ayah yang menjelang ajalnya di hadapan sang Istri berpesan DUA hal kepada 2 anak laki-lakinya :
- Pertama : Jangan pernah menagih hutang kepada orang yg berhutang kepadamu.
- Kedua : Jika pergi ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.
Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.
Pada suatu hari sang Ibu menanyakan hal itu kepada mereka.
Jawab anak yang bungsu :
“Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih”.
“Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal sebetulnya saya bisa berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak”.
Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang Ibu pun bertanya hal yang sama.
Jawab anak sulung :
“Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak pernah menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak susut”.

“Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam.
Karenanya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup.”
“Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama”.
MORAL CERITA :
Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan presepsi yang berbeda.
Jika kita melihat dengan positive attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita… pilihan ada di tangan anda.
‘Berusahalah melakukan hal biasa dengan cara yang luar biasa’

Hukum Pygmalion - Hukum Berpikir Positif

 
Pygmalion adalah seorang pemuda yang berbakat seni memahat. Ia sungguh piawai dalam memahat patung. Karya ukiran tangannya sungguh bagus. Tetapi bukan kecakapannya itu menjadikan ia dikenal dan isenangi teman dan tetangganya.
Pygmaliondikenal sebagai orang yang suka berpikiran positif. Ia memandang segala sesuatu dari sudut yang baik.
* Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel. Tetapi Pygmalion berkata, “Untunglah, lapangan yang lain tidak sebecek ini.”
* Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga, kawan-kawan Pygmalion berbisik, “Kikir betul orang itu.” Tetapi Pygmalion berkata, “Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk urusan lain yang lebih perlu”.
* Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat. Ia malah merasa iba, “Kasihan, anak-anak itu kurang mendapat pendidikan dan makanan yang cukup di rumahnya.”
Itulah pola pandang Pygmalion. Ia tidak melihat suatu keadaan dari segi buruk, melainkan justru dari segi baik. Ia tidak pernah berpikir buruk tentang orang lain; sebaliknya, ia mencoba membayangkan hal-hal baik dibalik perbuatan buruk orang lain.
Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang sangat halus. Patung itu berukuran manusia sungguhan. Ketika sudah rampung, patung itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung itu tersenyum manis menawan, tubuhnya elok menarik.
Kawan-kawan Pygmalion berkata, “Ah,sebagus- bagusnya patung, itu cuma patung, bukan isterimu.”
Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia betul. Berkali-kali patung itu ditatapnya dan dielusnya.

Para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan menghargai sikap Pygmalion, lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah kepada Pygmalion, yaitu mengubah patung itu menjadi manusia betul.. Begitulah, Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon adalah wanita tercantik di seluruh negeri Yunani.
Nama Pygmalion dikenang hingga kini untuk mengambarkan dampak pola berpikir yang positif. Kalau kita berpikir positif tentang suatu keadaan atau seseorang, seringkali hasilnya betul-betul menjadi positif.
Misalnya,
* Jika kita bersikap ramah terhadap seseorang, maka orang itupun akan menjadi ramah terhadap kita.
* Jika kita memperlakukan anak kita sebagai anak yang cerdas, akhirnya dia betul-betul menjadi cerdas.
* Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil, besar sekali kemungkinan upaya dapat merupakan separuh keberhasilan.
Dampak pola berpikir positif itu disebut dampak Pygmalion.
Pikiran kita memang seringkali mempunyai dampak fulfilling prophecy atau ramalan tergenapi, baik positif maupun negatif.
* Kalau kita menganggap tetangga kita judes sehingga kita tidak mau bergaul dengan dia, maka akhirnya dia betul-betul menjadi judes.
* Kalau kita mencurigai dan menganggap anak kita tidak jujur, akhirnya ia betul-betul menjadi tidak jujur.
* Kalau kita sudah putus asa dan merasa tidak sanggup pada awal suatu usaha, besar sekali kemungkinannya kita betul-betul akan gagal.
Pola pikir Pygmalion adalah berpikir, menduga dan berharap hanya yang baik tentang suatu keadaan atau seseorang. Bayangkan, bagaimana besar dampaknya bila kita berpola pikir positif seperti itu. Kita tidak akan berprasangka buruk tentang orang lain.
Kita tidak menggunjingkan desas-desus yang jelek tentang orang lain. Kita tidak menduga-duga yang jahat tentang orang lain.
Kalau kita berpikir buruk tentang orang lain, selalu ada saja bahan untuk menduga hal-hal yang buruk. Jika ada seorang kawan memberi hadiah kepada kita, jelas itu adalah perbuatan baik. Tetapi jika kita berpikir buruk,kita akan menjadi curiga, “Barangkali ia sedang mencoba membujuk,” atau kita mengomel, “Ah, hadiahnya cuma barang murah.” Yang rugi dari pola pikir seperti itu adalah diri kita sendiri. Kita menjadi mudah curiga. Kita menjadi tidak bahagia.
Sebaliknya, kalau kita berpikir positif, kita akan menikmati hadiah itu dengan rasa gembira dan syukur, “Ia begitu murah hati. Walaupun ia sibuk, ia ingat untuk memberi kepada kita.”
Warna hidup memang tergantung dari warna kaca mata yang kita pakai.
* Kalau kita memakai kaca mata kelabu, segala sesuatu akan tampak kelabu. Hidup menjadi kelabu dan suram. Tetapi kalau kita memakai kaca mata yang terang, segala sesuatu akan tampak cerah. Kaca mata yang berprasangka atau benci akan menjadikan hidup kita penuh rasa curiga dan dendam. Tetapi kaca mata yang damai akan menjadikan hidup kita damai.
Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik. Berpikir baik tentang diri sendiri. Berpikir baik tentang orang lain. Berpikir baik tentang keadaan. Berpikir baik tentang Tuhan.
Dampak berpikir baik seperti itu akan kita rasakan.. Keluarga menjadi hangat. Kawan menjadi bisa dipercaya. Tetangga menjadi akrab. Pekerjaan menjadi menyenangkan. Dunia menjadi ramah. Hidup menjadi indah. Seperti Pygmalion, begitulah.
MAKE SURE YOU ARE PYGMALION and the world will be filled with positive people only…….. ….how nice!!!!

Alasan spiritual kenapa harus menikah

Kaitan zikir dengan pernikahan sangat memberikan Nampak yang begitu sinergi dalam tatanan berkeluarga baik efek atau dampak dunia maupun akhirat. Tahu bahwa tujuan pernikahan adalah meraih sakinah wamadah waramah dari sangmaha menyatu dua hati yang berbeda dalam membentuk keluarga penuh nuansa islamiah. Maka diperlukan banyak berzikir sehingga tujuan pernikahan dapat meraih keberkahaan. Serta menifestasi dari zikir memiliki banyak mengandung manfaat dan kepentingan dan kebutuhan manusia. Berikut ada beberap alasan spiritual antara lain:
  1. Latar belakang utama mengapa seorang mukmin menikah adalah: karena ia taat kepada Allah swt. Rasa cintanya seorang mukmun kepada Allah itu dibuktikan dengan taatnya kepada-Nya, di antaranya dengan menikah. Dengan demikian kalau tidak taat, tidak mungkin ia mau memilih untuk menikah. Cirri khas seorang mukmin itu adalah cinta, kemudian taat. Taat itulah pintu kemulian. Seorang mukmin itu menikah bukan asal menikah, tetapi didasarkan kepada cintanya kepada Allah swt. Kemudian dibuktikan dengan memilih wanita atau pria yang juga mencintai Allah. Cintanya kepada pasangannya itu nomor, dua, karena yang pertama ia terlebih dulu cinta kepada Allah baru yang kedua ia memilih saling mencintai.
Latar belakang cinta dari cinta adalah ia taat kepada Allah. Jelaslah bahwa menikah bukanlah semata-mata kerena status social, naluri dasar (basic instinct) atau agar biar dianggap manusia yang normal.  Jika seorang mukmin ditanya kenapa menikah? Maka ia dengan tegas menjawab “karena aku cinta kepada Allah dan karena aku taat kepada-Nya”.
  1. Latar belakang mengapa seorang mukmin menikah adalah; karena menikah adalah pintu kesucian. Orang mukmin itu harus senang yang suci, karena Allah Maha suci.
Demikian hal dengan menikah. Nikah adalah pintu kesucian untuk mendekatkan diri kepada yang maha suci. Mengapa menikah?  Karena nikah itu suci, itulah sebabnya mengapa kita memilih menikah. Ketika kita menikah, maka harus didasarkan kepada niat yang suci, kerana tujuannya untuk kesucian diri. Hal itu kita lakukan maka Allah akan mensucikan dosa-dosanya. Alangkah beruntungnya bagi mereka yang menikah. Dengan begitu berarti mereka sudah meraih ampunan dosa dan akan mendapat ganjaran yang tidak terhingga.
  1. Latar belakang utama mengapa seorang mukmin menikah adalah : karena menikah merupakan pintu kesucian horizontal. Suci untuk melakukan hubungannya (hubungan intim dengan sesame pasangan), bahkan mensucikan perbedaan-bedaan sifat dan sikap. Akhirnya muncul kesama demi kesaman dan suci dari sifat “tercela”. Oleh karena itu dengan menikah akan menjadi kita terpuji dan mulia. Dalam Al-quran  disebutkan bahwa Allah swt, memuji-muji orang yang menikah dan orang yang menjaga kemaluan dirinya. Bahkan Allah menjanjikan surge firdaus bagi mereka.
  2. Latar belakang utama mengapa seorang mukmin menikah adalah: karena menikah membuat suci mata dan suci kemaluan. Karena suci, mata menjadi indah memandang, kemaluan akan terjaga dan akhirnya akan meraih kehormatan.
  3. Latar belakang mengapa seorang mukmin menikah adalah: karena menikah itu halal. Cirri khas orang-orang yang beriman adalah sangat menyenangi yang halal. Bahakna mengistimewakan hal-hal yang halal. Menikah adalah halal. Sedangkan halal adalah pintu keridahaan Allahm Mengapa menikah? Jawabannya ya, karena halal. Dengan melakukan hal-hal yang dihalalkan, maka Allah akan Ridha.
  4. Latar belakang utama mengapa seorang mukmin menikah adalah: karena menikah itu halal, dan halal adalah pintu nikmat. Cirri khas orang beriman adalah senang yang halal. Ternyata sesuatu yang adalah nikmat. Bahagia sekali, sesuatu yang nikmat itu tidak diharamkan, tetapi malah dianjurkan untuk meraihnya. Dan itulah yang disebutkan menikah. Ia adalah nikmat yang halal,nikaat yang nyama untuk dinikmati. Tetapi juga ia adalah halal yang nikmat, halal yang mudah dan nyaman untuk dinikmati.
Dari uraian yang telah dibahas diatas dapat disimpulkan bahwa. Pertama, menikah adalah perintah Allah. Oleh Karena itu, jika kita menikah maka akan meraih kemuliaan. Dalam sebuah riwayat disebutkan: ‘sesungguhnya kalian telah meraih separuh dari nilai agama. Maka tugasmu setelah menikah adalah jagalah separuhnya lagi’. Beruntung sekali bagi mereka yang menikah. Kerena mereka berarti telah meraih kemuliaan seperuh dari agama. Dengan demikian, tentunya kita harus banyak bersyukur kepada Allah swt. Kedua, annikaahu baabus shafwah (menikah adalah pintu kesucian). Allah akan mensucikan orang-orang yang menikah hanya karena-Nya. Kemudian setelah itu, meraka diampuni dosa-dosa yang telah lampau, lalu mendapat ganjarannya tidak terhingga sebagaimana telah disebutkan dalam Al-Quran : laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampuanan dan pahala yang besar. (QS.Al-Ahzab (33):35).
Menikah adalah salah satu jalan menuju kesucian, yakni terjaganya kehormatan dan kemulian kita. Dengan menikah maka kita akan menjadi suci mata, kemaluan, social dan suci dari berbagai macam penyakit yang mengerikan. Ketiga, menikah adalah pintu halal dengan demikian Allah akan menghalalkan , kerena kalimat-kalimat Allah diucapkan ketika ijab qabul atau saat menikah. Oleh karena itu, Allah akan ridha kepada orang yang melakukan hal-hal yang halal. Dan para mukmin tentun hanya mencari yang halal, kerana ia tahu bahwa halal itu adalah pintu keridahaan Allah swt.
Kemudian sulit rasanya untuk mencapai ketenangan dan kedamaian hidup, kecuali dengna menikah. Ada sesuatu yang kurang kalau belum menikah. Sekinah tidak bisa kita raih, kecuali harus melalui menikah. Jika menikah sudah kita lakukan, baru kita dapat meraih sakinah itu. Ada empat kunci penting dari sakinah itu. (1) cinta kepada Allah swt, (2) saling mencintai (yaitu saling mencintai di antara pasangan suami isteri dan juga di antara anggota keluarga lainnya), (3) mawaddah yaitu saling memuaskan dalam hubungan biologis, dan (4) saling kasih sayang.
Selanjutnya dalam surah Yasin ayat 56 disebutkan bahwa “mereka dan pasangannya akan Allah masukkan ke dalam surge di atas dipan-dipan yang indah” jadi nikah adalah salah syarat untuk masuk surga. 

Jurus-jurus Penangkal Zina

Berdasarkan dalil2 kuat yang relevan, akhirnya Abu Syuqqah menyimpulkan, “adanya pertemuan antara laki-laki dan wanita mungkin menyebabkan timbulnya sikap saling memandang antara mereka. [Namun] kejadian seperti itu tidak menjadi masalah, sepanjang pandang-memandang di antara mereka tidak didasarkan pada syahwat serta keduanya sama-sama berniat dan melaksanakan menahan pandangan.” (KW2: 112)

Fokuskan pada Penampilan Non-Seksual

Kondisi yang membolehkan kita memandang lawan-jenis adalah ketika tidak terkagum-kagum pada pesona seksual dan tidak memandangi aurat. Selama berada dalam kondisi ini, kita tidak dituntut untuk memalingkan muka (seperti Fadhal) atau pun diperintahkan untuk tidak melanjutkan pandangan (seperti Ali). Bahkan, bisa saja kita justru diberi kesempatan luas untuk bisa memandang lawan jenis.
Belum percaya? Liat aja hadits shahih berikut ini, yang mengisyaratkan bolehnya memandang lawan-jenis seraya mengagumi keahliannya atau sekurang-kurangnya menyaksikan penampilan non-seksualnya.
Dari ‘Aisyah r.a. dikatakan: Ketika itu adalah hari raya, dan pada waktu itu orang Habsyah sedang bermain tameng dan tombak. Entah aku yang meminta atau Nabi sendiri yang berkata kepadaku: ‘Apakah kamu ingin melihatnya?’ Aku jawab: ‘Ya.’ Maka aku disuruhnya berdiri di belakangnya [sehingga aku melihatnya]. (HR Bukhari)
Tuuuh… Nabi memberi kesempatan luas kepada Aisyah nyaksiin keterampilan orang Habsyah bermain sejata. Ternyata, tidak seperti kemolekan, dayatarik non-seksual lawan-jenis boleh dilihat dengan cukup leluasa.
Sekarang, berdasarkan dalil di atas, bisa kita petik sebuah hikmah: Supaya tidak terkagum-kagum pada dayatarik seksualnya, fokuskan pengamatan kita pada penampilan non-seksualnya apabila kita memandang lawan-jenis.
Penampilan non-seksual lawan-jenis yang dapat kita saksikan itu meliputi: kegesitan berolah-raga, kelogisan berargumentasi, kesopanan berbusana, keanggunan bersikap, keramah-tamahan berperilaku, keindahan berekspresi artistik, kelihaian berkomunikasi, … dan masih banyak lagi yang lainnya.

Berpaling Bila Terpana oleh Kemolekan

Walau sudah berusaha fokuskan perhatian pada dayatarik non-seksual, bisa saja kita tiba2 terpesona pada kemolekan si lawan-jenis. Kalau terjadi begini, atau setiap kali terpikat pada dayatarik seksualnya, kita diminta segera alihkan pandangan. Dalil yang melandasi seruan “alihkan pandangan” ini adalah sebagai berikut:
Dari Jarir bin Abdullah r.a. dikatakan: “Aku bertanya kepada Rasulullah saw. tentang memandang [lawan-jenis] yang [membangkitkan syahwat] tanpa disengaja. Lalu beliau memerintahkan aku mengalihkan pandanganku.” (HR Muslim)
Makanya, kalau kau lelaki nyaksiin penampilan Siti Nurhaliza (atau penyanyi cantik lainnya), fokuskan pengamatan pada kehebatannya dalam bernyanyi dan bersopan-santun di pementasannya. Bila terpana pada kecantikan atau pun dayatarik seksualnya lainnya, lekas2lah alihkan pandangan ke arah lain. Jika gejolak birahi sudah reda, boleh nonton kembali. Tapi, andai terpesona lagi pada dayatarik seksualnya, segeralah alihkan lagi pandangan ke arah lain…
Selama tidak terpana pada ketampanan atau pun dayatarik seksualnya lainnya, perempuan juga boleh memandang wajah ustad Jefri Al-Buchori (atau mubalig pria lainnya) di majelis taklim. Fokuskan pengamatan pada kemampuannya dalam berdakwah. Setiap kali terpesona pada dayatarik seksualnya, cepat2lah alihkan pandangan ke arah lain…
Kau pun harus siap-sedia sering2 alihkan pandangan sewaktu bercakap-cakap ‘si dia’ seraya mengagumi pesona ‘kecantikan batiniah’ (inner beauty)-nya. Boleh2 aja sih kau menatap dia saat menyimak tutur-katanya, namun setiap kali terpikat pada dayatarik seksualnya, lekas2lah alihkan pandangan ke arah lain sampai gejolak birahimu reda.
Malu ketahuan alihkan pandangan? Nevermind. Ingat, gejolak birahi itu manusiawi, sedangkan mengalihkan pandangan itu islami. Ngapain malu berperilaku islami?

Bagaimana Menjaga Pintu Perzinaan

Kau nggak malu berperilaku islami, kan? Bagus… Trus, seperti Aisyah dalam hadits Bukhari tadi, apakah kau ingin menyaksikan keahlian si lawan-jenis? Boleeeh… asalkan, sekali lagi kami ingatkan, alihkan pandangan setiap kali terpikat pada dayatarik seksualnya. Begitulah jurus “tundukkan pandangan” yang bisa kita maklumi sebagai upaya menjaga ‘pintu perzinaan’ dari terjadinya ‘zina mata’. Jika kita membiarkan terjadinya ‘zina mata’ sewaktu memandang lawan-jenis, maka mungkin kita tergolong mendekati zina.
Dari Ibnu Abbas r.a. dikatakan: Tidak ada yang kuperhitungkan lebih menjelaskan tentang dosa-dosa kecil daripada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Allah telah menentukan bagi anak Adam bagiannya dari zina yang pasti dia lakukan. Zinanya mata adalah melihat [dengan syahwat], zinanya lidah adalah mengucapkan [dengan syahwat], zinanya hati adalah mengharap dan menginginkan [pemenuhan nafsu syahwat]. …” (HR Bukhari & Muslim)
Rupanya, yang bisa kita anggap mendekati zina itu nggak cuman ‘zina mata’. ‘Zina lidah’ dan ‘zina hati’ pun dapat digolongkan mendekati zina.
Bahkan, di luar tiga macam ‘zina’ yang kami garisbawahi itu, masih ada ‘zina tangan’, ‘zina kaki’, dan ‘zina-zina bagian tubuh lainnya’ yang mungkin tergolong mendekati zina pula. Namun, penyebutan tiga saja —di antara itu semua— kami pandang sudah memadai untuk menggambarkan bagaimana menjaga ‘pintu perzinaan’.
Kalau untuk menjaga ‘pintu perzinaan’ dari terjadinya ‘zina mata’, kita gunakan jurus “tundukkan pandangan”, apa jurus kita untuk mengatasi ‘zina lidah’ dan ‘zina hati’ (atau pun ‘zina-zina bagian tubuh lainnya’)? Kau bisa nebak, kan?
Yup. Untuk menjaga ‘pintu perzinaan’ dari terjadinya ‘zina lidah’, kita gunakan jurus “tundukkan tutur-kata”. Maksudnya, ketika lawan-jenis yang menyimak tutur-katamu terpesona pada ke-sexy-an suaramu, keraskan suaramu atau hentikan sajalah tutur-katamu. “Janganlah kau terlalu lembut bicara supaya [lawan-jenis] yang lemah hatinya tidak bangkit nafsu [syahwat]-nya.” (QS al-Ahzab [33]: 32) “Katakanlah yang baik-baik atau diam sajalah.” (al-hadits)
Dalam pengamatan kami, banyak muda-mudi (terutama wanita) yang kurang menyadari ke-sexy-an suaranya di telinga lawan-jenis. Karena itu, kami sarankan, mintalah penilaian dari beberapa sahabat lain-jenis mengenai suaramu. Kalau nggak sedikit orang menilai suaramu sexy, ubahlah gaya bicaramu. Kalau sulit mengubah, berlatihlah secara serius sampai berhasil. Bagaimanapun, gaya bicara bisa diubah. (Kami saksikan, banyak aktris Hollywood mampu menampilkan aneka gaya bicara. Di satu film terdengar sexy banget, di film lain kurang sexy, sesuai karakter di film2 itu.)
Adapun untuk menjaga ‘pintu perzinaan’ dari terjadinya ‘zina hati’, kita gunakan jurus “tundukkan keinginan”. Maksudnya, ketika kau terpikat oleh dayatarik seksual lawan-jenis yang menarik perhatianmu, janganlah kau mengharap-harap kesenangan seksual dari dia. Selanjutnya, sebesar apa pun gairahmu, janganlah kau turuti keinginan nafsu syahwatmu ini. Kalau kau umbar nafsu ini, maka rusaklah kehormatan dirimu sendiri, sehingga kau “tergolong orang yang bodoh” (QS Yusuf [12]: 33).
Ketika kau kewalahan meredam nafsu syahwat, segera “alihkan perhatian” ke hal-hal lain yang bersifat non-seksual. Seandainya sinetron remaja Indonesia atau film musikal India di televisi sering membuat birahimu bergejolak, alihkan saluran ke tayangan lain. Umpamanya: sepakbola, berita politik, dialog bisnis, eksplorasi flora dan fauna, dan sebagainya. (Lebih baik lagi, matikan televisi lalu baca buku2 islami atau lakukan kegiatan lain yang lebih bermanfaat.)
Dengan mengerahkan jurus2 penjagaan ‘pintu perzinaan’ sedemikian itu, insya’ Allah ‘pintu perzinaan’ kita selalu terjaga. Dengan kata lain, kita tidak mendekati zina.
Dengan jurus2 tadi, ‘darah-muda’ kita senantiasa terkendali ketika kita saling bergaul dan bertatap-muka dengan lawan-jenis, secara akrab sekalipun. Apalagi bila terawasi oleh orang lain yang cenderung mencegah perzinaan kita. (Ingat makna ‘bila terawasi’, kan? Kalo lupa, silakan baca lagi Bab 4.)
Emang sih, jurus2 tersebut tidak menjamin kita bebas dari godaan setan. Tapi, setiap kali pasukan iblis hendak masuk untuk menguasai diri kita, mereka bisa kita tendang jauh2 dengan jurus2 tadi.
Dengan demikian, menjauhlah bahaya kerusakan yang mengancam masuk melalui ‘pintu perzinaan’ yang bernama ‘perbauran’. Hasilnya, selamatlah kita di dunia dan akhirat. (Begitulah cara yang kami upayakan untuk memupus kekhawatiran Nabi terhadap perilaku kita dalam bertatap-muka dengan lawan-jenis.)